Jeruk Jungga
Citrus × taitensis Risso
Rutaceae
Lokasi di taman kami
Buah
Sinonim
Citrus x jambhiri Lush
Citrus x verrucosa Nakamura
Habitus
Semak. Perdu atau pohon kecil, tahunan, tingginya sekitar 6 m
Bagian Yang Digunakan
- Buah
Syarat Tumbuh
- Matahari Penuh
Habitat
- Pinggiran Sungai
- Hutan
- Daratan
Penyebaran Tanaman
Jeruk jungga berasal dari Timur Laut India yang memiliki sifat poliembrioni sehingga hasil persilangan dapat terjadi secara alamiah. Spesies ini merupakan buah hasil persilangan jeruk mandarin dan limau. Buah jeruk jungga memiliki bentuk yang mirip dengan jeruk purut, namun aromanya berbeda. Di Indonesia, jeruk jungga sangat populer di masyarakat Batak Toba. Dalam dunia kuliner tradisional, jeruk jungga merupakan bahan utama yang digunakan dalam pembuatan makanan khas Batak Toba yang dikenal dengan nama 'dekke naniura'. Selain sebagai bumbu masak, spesies ini juga memiliki manfaat bagi kesehatan dan telah banyak digunakan dalam pengobatan tradisional Ayurveda. Berdasarkan hasil studi, spesies ini juga diketahui mengandung minyak atsiri yang bermanfaat sebagai antiinflamasi, antitumor, antibakteri, dan antijamur. Serta di dalam sari buah ini juga terdapat vitamin C dalam jumlah yang besar (sekitar 70.0 mg/100 g) yang memiliki peran penting sebagai zat antioksidan alami.
Nama Lokal
Jeruk sundai, Asam sundai, Limau sundai, Asam jungga, Utte jungga.
Agroekologi
Jeruk jungga dapat ditemukan tumbuh di sepanjang tepi sungai, di tepi hutan hujan, dan sering bertahan di sekitar habitat lama. Umumnya tanaman jeruk dapat dibudidayakan pada ketinggian 1 - 1.200 m dpl. Tanah yang baik untuk tanaman jeruk adalah tanah lempung sampai lempung berpasir dengan fraksi liat 7 - 27%, debu 25 - 50% dan pasir < 50%, cukup humus, tata air dan udara baik. Cocok ditanam di tanah Andosol dan Latosol, dengan pH tanah berkisar antara 5,5 – 6,5 dengan pH optimum 6. Tanaman ini memerlukan 5 - 9 bulan basah (musim hujan), yang diperlukan untuk perkembangan bunga dan buah agar tanahnya tetap lembap. Di Indonesia, jeruk sangat memerlukan air yang cukup terutama pada bulan Juli - Agustus. Pertumbuhan optimalnya juga membutuhkan temperatur antara 25 - 30 ºC, namun ada juga yang dapat tumbuh normal pada 20 dan 38 ºC dengan kelembaban optimum sekitar 70-80%. Tanaman ini juga menyukai tempat dengan sinar matahari penuh.
Morfologi
- Akar tunggang.
- Batang tidak berbulu. Berduri kaku, kokoh dan berpasangan.
- Daun beraroma lemon kuat bila digosok, unifoliolate, letaknya berseling (alternate), lamina berbentuk elips, tidak berbulu, mengkilat, ujung daun tumpul atau meruncing, pangkal daun runcing (cuneate), tepi daun kurang lebih seluruhnya bergigi halus atau kasar, berwarna hijau, tangkai daun panjangnya 5–15 mm, sedikit bersayap, bersambung di puncak dengan lamina.
- Bunga tunggal atau dalam sedikit kelompok berbunga, beraroma manis, berwarna putih, kadang-kadang dengan semburat merah muda, dengan 4-5 petal yang masing-masing sepanjang 10 mm.
- Buah hispiridium panjang berkisar antara 5-10 cm, berbentuk bulat telur (ovoid), lonjong (oblong) hingga globose, puting terbentuk di ujung buah dengan kulit kasar atau tidak beraturan atau berkutil. Kulit buah setebal 2-3 cm, aromatik dan membungkus segmen atau lokus multikarpel (hampir 9-10). Setiap lokus membungkus kantung jus yang melimpah dan berisi 3-5 biji. Kulit buah berwarna hijau tua saat mentah dan kuning saat matang, daging buah berwarna kuning pucat, rasanya asam dan manis. Di tengah buah terdapat struktur seperti benang tebal yang menahan karpel membentuk kolom.
Budidaya
- Perbanyakan dapat dilakukan secara generatif (biji) maupun vegetatif (okulasi).
- Tahapan pelaksanaan okulasi meliputi penyayatan kulit batang bawah, mengiris mata tempel, memasang mata tempel ke sayatan batang bawah, mengikat tempelan hasil okulasi. Hasil okulasi ditempatkan di tempat yang teduh (ternaungi) agar tidak langsung kena sinar matahari. Setelah umur 3-4 minggu dilaksanakan pelepasan ikatan. Keberhasilan di tandai dengan munculnya calon tunas yang berwarna hijau.
Kandungan Bahan Kimia
Minyak atsiri (γ-terpinen, toluena, β-osimen, 1-metil-2-(1-metiletil)-benzena, limonen, β-pinen, germasren, α-thujen, 2,3,5-trimetil-1,3,6-heptatriena).
Khasiat
Membantu mengatasi radang sendi dan gangguan pencernaan, mengatasi kulit kepala berketombe. Memiliki aktivitas sebagai antioksidan, antibakteri, antitumor, antifungal, dan antiinflamasi.
Simplisia
- Siapkan daun jeruk jungga lalu cuci hingga bersih.
- Setelah dicuci lalu tiriskan.
- Jemur di bawah sinar matahari langsung selama beberapa hari atau dengan oven suhu 40 °C hingga kadar air 10%.
- Simpan simplisis dalam plastik atau wadah yang bersih dan kedap udara.
Bagian Tanaman Yang Dimanfaatkan
Ramuan Tradisional
1. Kulit kepala berketombe
- Siapkan 1 buah jeruk jungga.
- Potong jeruk menjadi 2 bagian, gosok pada kulit kepala yang berketombe.
- Lakukan 1 kali sehari diwaktu malam sebelum tidur.
2. Mengatasi gangguan pencernaan
- Siapkan 1 buah jeruk jungga dan 1 gelas air panas.
- Potong jeruk lalu seduh dengan air panas.
- Biarkan hangat lalu tambahkan sedikit gula dan garam.
- Minum untuk mengatasi gangguan pencernaan.
- Sebaiknya minum selagi hangat.
Sumber Referensi
- Royal Botanic Gardens. Plant of the World Online: Citrus × taitensis Risso. https://powo.science.kew.org/taxon/urn:lsid:ipni.org:names:772070-1. 16-03-2022.
- Chaudhari S. Y. et al. 2014. Pharmacognostical evaluation of Citrus jambhiri Lush. fruit. Ancient Science of Life 34(2): 96–99. doi: 10.4103/0257-7941.153469. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4389400/. 16-03-2022.
- PlantNET. New South Wales Flora Online: Citrus x taitensis Risso. https://plantnet.rbgsyd.nsw.gov.au/cgi-bin/NSWfl.pl?page=nswfl&lvl=sp&name=Citrus~x+taitensis. 16-03-2022.
- Helmina Br. Sembiring. 2018. Aktivitas Antibakteri dan Antioksidan Minyak Atsiri Daun Asam Jungga (Citrus jambhiri Lush). Chimica et Natura Acta, 6(1): 19-24.