Mentaos

Wrightia arborea (Dennst.) Mabb.

Apocynaceae

Lokasi di taman kami

Utama

Sinonim

Wrightia tomentosa Roem. & Schult.

Wrightia hamiltoniana Wall.

Wrightia wallichii A.DC.

Habitus

Pohon. Pohon, tahunan, tumbuh tinggi hingga mencapai 20 m, dan diameter batang hingga 35 cm

Bagian Yang Digunakan

  • Daun
  • Kulit Batang
  • Lateks
  • Akar

Syarat Tumbuh

  • Matahari Penuh
  • Butuh Keteduhan
  • Tahan Kekeringan

Habitat

  • Hutan
  • Daratan

Penyebaran Tanaman

Mentaos atau Wrightia arborea merupakan salah satu tanaman dari keluarga Apocynaceae yang sebaran alaminya meliputi India, Sri Lanka, Burma (Myanmar), China Selatan, Laos, Vietnam, dan Thailand. Pohon ini terkadang dipanen dari alam liar untuk penggunaan obat lokal, sumber kayu, dan pewarna kain. Spesies ini kadang-kadang ditanam sebagai tanaman hias di Afrika. Sebagai tanaman obat, mentaos telah digunakan dalam pengobatan Ayurveda, Siddha, dan sistem pengobatan tradisional lainnya, termasuk Indonesia. Di Indonesia, khususnya suku Muna di Sulawesi telah secara turun temurun sejak zaman dahulu memanfaatkan tanaman ini untuk mengatasi penyakit mata (katarak) dan sebagai ramuan perawatan bagi ibu yang baru melahirkan. Tanaman ini juga merupakan penghasil kayu, yang banyak digunakan dalam konstruksi umum, bahan membuat pensil, ukiran, turnery, sepatu kayu, dan kemasan.

Nama Lokal

Benteli lalaki (Jawa), Bintaos (Sunda), Soliti (Sulawesi).

Agroekologi

Mentaos umumnya ditemukan tumbuh di hutan gugur, semak belukar, sering kali di sepanjang sungai, di tanah berpasir atau berbatu, hingga ketinggian 1.650 m dpl. Menyukai tanah yang lembap, berdrainase baik, dengan derajat keasaman (pH) tanah dalam kisaran 5,5 - 7, dan mentoleransi pH  pada 5 - 7,5. Tumbuh baik pada posisi di bawah sinar matahari penuh (cerah), maupun dalam naungan parsial. Pertumbuhannya juga cocok di daerah di mana suhu siang hari tahunan berada dalam kisaran 22 - 32 °C, tetapi dapat mentolerir 5 - 45 °C. serta curah hujan tahunan rata-rata dalam kisaran 1.200 - 2.400 mm, tetapi mentolerir 900 - 3.800 mm. Secara umum, mentaos mampu mentolerir kondisi kekeringan dengan cukup baik.

Morfologi

  • Akar tunggang bercabang, memanjang dan silindris, berwarna cokelat keputihan, bagian terminal akar memiliki akar kecil sejati yang tipis.
  • Batang silindris, lurus, kadang-kadang bengkok, tidak berbanir tetapi sering bergalur pada dasarnya; permukaan kulit kayu pecah-pecah memanjang, permukaan kulit berwarna keabu-abuan hingga cokelat kekuningan, kulit bagian dalam berbutir atau berserat, kuning, mengeluarkan getah susu. Gundul atau puberulous, dengan lentisel elips, putih atau keabu-abuan.
  • Daun berwarna hijau, berbentuk elips hingga ovate atau lonjong lebar, ujung daun meruncing (acuminate), pangkal daun runcing (acute), tomentose (berbulu halus seperti wol) di kedua sisi, susunan daun berlawanan (opposite), bertangkai daun, tulang daun menyirip dan memiliki 10 - 15 pasang urat sekunder. Tangkai daun mengandung sedikit hingga banyak kelenjar pektinat di ketiaknya.
  • Bunga actinomorphic (simetri radial), biseksual, biasanya beraroma, memiliki 5-petal berwarna pucat kekuningan, merah muda atau kemerahan, mahkota dengan tabung silindris ke campanulate, panjang tabung 3-7 mm, panjang lobus 8-16 mm. Kelopak (calyx) terbagi sangat dalam, lobus imbricate. Benang sari berada di dalam mulut tabung bunga. Perbungaan terminal atau aksila.
  • Buah terdiri dari sepasang folikel terjumbai yang lengkap atau menyatu hanya di bagian paling bawah, terete atau terkompresi, pecah seluruhnya oleh jahitan adaksial.
  • Biji berjumlah banyak per folikel, fusiform sempit, dengan seberkas rambut basal, embrio tegak, kotiledon lebar dan berbelit-belit.

Budidaya

Perbanyakan secara generatif menggunakan biji.

Kandungan Bahan Kimia

Conessine dihydrate, holarrhine, kurchicine, alkaloid, flavonoid, phlobatanin, fenolat, tanin, β-sitosterol, lupeol, α amyrin, glycoflavones-iso-orientin, isoflavon, wrightiadione, asam fenolik, saponin, steroid, terpenoid.

Khasiat

Membantu menyembuhkan keluhan menstruasi dan keluhan ginjal, kencing batu, penangkal gigitan ular dan sengatan kalajengking, meredakan demam, disentri, sakit gigi, diare, sakit kepala, penyakit mata seperti katarak, menyembuhkan luka dalam rahim, dapat mengeluarkan darah kotor, dan mempercepat pemulihan setelah melahirkan, bersifat sebagai ekspektoran. Memiliki aktivitas sebagai antipiretik, antibakteri, diaphoretic, analgesik, dan antiinflamasi.

Bagian Tanaman Yang Dimanfaatkan

Ramuan Tradisional

1. Sakit gigi

  • Ambil daun mentaos segar secukupnya cuci hingga bersih.
  • Haluskan hingga menjadi pasta.
  • Tapalkan pasta daun pada gigi yang sakit.

2. Penangkal gigitan ular dan sengatan kalajengking

  • Ambil kulit batang dan akar mentaos secukupnya cuci hingga bersih.
  • Tumbuk hingga melunak.
  • Tapalkan pada daerah yang digigit ular atau kalajengking.

Sumber Referensi

  1. Royal Botanic Gardens. Plants of the World Online: Wrightia arborea (Dennst.) Mabb. https://powo.science.kew.org/taxon/urn:lsid:ipni.org:names:82831-1. 24-02-2022.
  2. Useful Tropical Plants Database. 2021. Wrightia arborea. http://tropical.theferns.info/viewtropical.php?id=Wrightia+arborea&redir=Wrightia+tomentosa. 24-02-2022.
  3. Khyade Mahendra S., Vaikos Nityanand P. 2014. PHARMACOGNOSTIC EVALUATION OF WRIGHTIA ARBOREA (DENSST.) MABB. Int. J. Res. Ayurveda Pharm. 5(1).
  4. Lakshmipriya T. et al. 2017. ANTIOXIDANT, ANTIMICROBIAL AND ANTIPROLIFERATIVE ACTIVITIES OF LEAF EXTRACTS OF THE INDIAN TRADITIONAL MEDICINAL PLANT WRIGHTIA ARBOREA. IJPSR, 8(3): 1124-1133.
  5. Ningsi E. W. et al. 2018. PEMANFATAN TUMBUHAN SOLITI (WRIGHTIA ABOREA) SEBAGAI PENGOBATAN HERBAL TRADISIONAL PADA MASYARAKAT SUKU MUNA. Jurnal Penelitian Budaya, 3(2): 32-40.
  6. PROTA. Wrightia arborea. https://prota4u.org/prosea/view.aspx?id=30. 24-02-2022.