Bunga Bangkai

Amorphophallus titanum (Becc.) Becc.

Araceae

Lokasi di taman kami

Utama

Sinonim

Amorphophallus selebicus Nakai

Conophallus titanum Becc.

Habitus

Herba. Herba tahunan, tinggi dapat mencapai 4 m

Bagian Yang Digunakan

  • Umbi

Syarat Tumbuh

  • Butuh Keteduhan

Habitat

  • Pinggiran Sungai
  • Hutan
  • Pinggir Jalan

Penyebaran Tanaman

Amorphophallus titanum atau bunga bangkai adalah flora asli Indonesia yang berasal dari hutan hujan tropis di Sumatera. Sebaran paling banyak terdapat di daerah khatulistiwa, yaitu Bengkulu dan Lampung. Tumbuhan ini sangat terkenal karena berukuran raksasa dan hanya tumbuh di Pulau Sumatra, sehingga dikatakan sebagai tumbuhan endemik asli Sumatra. Flora langka ini ditemukan oleh Dr. Odoardo Beccar, seorang peneliti asli Italia pada tahun 1878. Ia menemukan Amorphophallus titanum di sekitar air terjun Lembah Anai, Sumatera Barat. Amorphophallus titanum dimanfaatkan sebagai tanaman hias karena bentuknya yang unik dan mampu menarik perhatian banyak pengunjung. Selain itu juga sebagai bahan penelitian bagi ilmuan-ilmuan di dunia. Manfaat lain yang dapat diambil dari tanaman ini adalah penggunaan umbinya sebagai bahan pangan. Namun, dalam pengolahannya memerlukan waktu yang lama sebab umbi memiliki getah yang menjadikan gatal. Umbinya bermanfaat karena kandungan glucomannannya. Glucomannan memiliki kegunaan sebagai zat pengental, jelly yang kaya serat (dietary fibers) dan dietary supplements (untuk antikolesterol, penetralisir kadar gula darah, kesehatan pencernaan, penyerapan zat beracun dalam pencernaan dan agen control berat badan). Selain itu digunakan juga dalam pengobatan tradisional lainnya.

Nama Lokal

Suweg raksasa, Kibut, Kehubut, (Bengkulu).

Agroekologi

A. titanum banyak tumbuh pada ketinggian 301-341 m dpl, pada kelerengan 25-45% (curam). Jenis tanah latosol atau dengan ciri adanya lapisan tanah subur yang penuh dengan serasah pada lapisan atasnya. A. titanum cenderung banyak ditemukan di tempat dengan intensitas cahaya yang rendah sehingga tanah dan lingkungan sekitarnya menjadi lembap, berada pada suhu rata-rata yang berkisar antara 24- 25 °C dengan rataan kelembapan relatif berkisar antara 80-83%.

Morfologi

  • Akar pada Amorphophallus titanum terdiri dari umbi. Umbi berbentuk membulat agak gepeng, diameter sekitar 65 cm dan tinggi umbi sekitar 40 cm, berat umbi dapat mencapai 100 kg, permukaan agak kasar dan banyak terdapat asesoris seperti calon tunas, berwarna cokelat muda, tidak mempunyai tunas samping.
  • Batang merupakan batang semu yang tersusun oleh pelepah daun yang saling berlekatan.
  • Daun memiliki diameter sekitar 7 m, pinak daun berbentuk elips melanset, panjang mencapai 40 cm, ujung meruncing, bila diraba seperti kulit, permukaan atas berwarna hijau, agak mengkilat. Tangkai daun tanaman dewasa dapat tumbuh hingga 3 m tingginya. Terdapat bercak berupa lingkaran putih pada tangkai daun. Daun dapat bertahan selama 9 sampai 24 bulan. Daun pada tumbuhan muda hanya bertahan 6 bulan.
  • Bunga memiliki perbungaan tunggal, tangkai bunga pendek, panjang sekitar 30 – 70 cm dan diameter sekitar 10 – 15 cm, motif dan warna seperti pada tangkai daun. Perbungaan pada bunga bangkai merupakan sekelompok bunga kecil jantan dan betina yang tersusun dalam bentuk bulir yang menempel pada tongkol. Tempat menempelnya bunga ada di bagian dasar tongkol. Tongkol (spadiks) berwarna kuning dan dikelilingi oleh seludang bunga yang berwarna merah keunguan. Tinggi spadiks dapat mencapai 3 m sehingga menjadikan bunga bangkai dijuluki “Bunga Raksasa”. Bunganya berumah satu, namun, bunga jantan dan bunga betina tidak masak bersamaan. Bunga mekar sempurna (bunga betina masak) di malam hari dan mengeluarkan bau bangkai. Bunga jantan masak keesokan harinya menghasilkan serbuk sari berwarna kuning, sehingga secara alami sulit menyerbuk sendiri. Ketika penyerbukan bunga bangkai tak terjadi, bunga itu akan layu seperti mati. Bunga dan tangkainya membusuk seperti tak membekas. Bunga bangkai itu tidak mati, namun memasuki masa istirahat atau dorman. Selanjutnya tumbuh menjadi fase bunga. Hal unik dari tanaman ini terdapat dua fase hidup yaitu generative (berupa bunga) dan vegetative (berupa daun) yang tidak dapat dilihat bersamaan dalam satu tumbuhan. Jadi saat berwujud daun tidak akan berbunga dan ketika tiba waktu berbunga tidak memiliki daun.
  • Buah berwarna merah cerah atau orange tua. Bentuk buahnya lonjong agak membulat yang tumbuh bergerombol dengan satu biji.
  • Biji berbentuk elips berwarna jingga kemerahan, serta terkadang berwarna biru agak keputihan.

Budidaya

Perbanyakan dapat dilakukan dengan biji dan umbinya. Umbi tersebut dipotong-potong membujur. Bagian pucuk tumbuhnya harus diikutkan agar potongan umbi dapat berkecambah. Perlu dijaga agar potongan umbi tidak busuk karena serangan bakteri dan jamur.

Kandungan Bahan Kimia

Glucomannan.

Khasiat

Mengobati sakit perut, demam, bengkak, diare, menjaga kesehatan pencernaan, membantu penyerapan zat beracun dalam pencernaan dan agen kontrol berat badan, menetralisir kadar gula darah. Memiliki aktivitas sebagai antikolesterol.

Bagian Tanaman Yang Dimanfaatkan

Ramuan Tradisional

1. Bengkak

  • Siapkan umbi bunga bangkai cuci hingga bersih.
  • Haluskan hingga menjadi pasta.
  • Oles lalu balut dengan kain kasa.

Sumber Referensi

  1. Royal Botanic Gardens. 2021. Plants of the World Online: Amorphophallus titanum (Becc.) Becc. https://powo.science.kew.org/taxon/urn:lsid:ipni.org:names:84456-1. 17-12-2021.
  2. Nursanti, Cory Wulan, Monica Ria Felicia. 2019. Bioekologi Bunga Bangkai (Amorphophallus titanum (Becc.) Becc.) Di Desa Muara Hemat Resort Kerinci Selatan Taman Nasional Kerinci Seblat. Jurnal Silva Tropika Vol. 3 No. 2 Desember 2019. e-ISSN 2621-4113 p-ISSN 2615-8353. 17-12-2021.
  3. Istiqomah Widyawati, Umroh Fudolla, Wahyu Mustika Fitri.  Amorphophalus titanum Bunga Endemik Sumatra. Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret. https://cbs.umn.edu/conservatory/corpse-flower/fast-facts. 17-12-2021.