Anggrek Tebu

Grammatophyllum speciosum Blume

Orchidaceae

Lokasi di taman kami

Buah

Sinonim

Grammatophyllum fastuosum Lindl.

Grammatophyllum macranthum (Wight) Rchb.f.

Grammatophyllum giganteum Blume ex Rchb.f.

Habitus

Anggrek. Anggrek besar, epifit, tahunan, tingginya hingga mencapai 7 m

Bagian Yang Digunakan

  • Daun
  • Batang
  • Pseudobulb

Syarat Tumbuh

  • Matahari Penuh
  • Butuh Keteduhan

Habitat

  • Hutan
  • Daratan

Penyebaran Tanaman

Grammatophyllum speciosum atau yang dikenal dengan sebutan 'Queen of Orchid' merupakan spesies anggrek terbesar dan terberat di antara jenis-jenis anggrek lainnya di dunia, yang berasal dari Asia Tenggara (Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Thailand, Vietnam). Juga telah tercatat ditemukan di Filipina, Papua Nugini, dan Kepulauan Solomon. Di Indonesia, tanaman ini tersebar di Kalimantan, Sumatra, Jawa, Sulawesi, Maluku hingga Papua. Grammatophyllum speciosum memiliki dedaunan dan corak bunganya yang menarik serta ukuran bunganya yang besar, sehingga menjadikan tanaman ini banyak diminati dan dibudidayakan sebagai tanaman hias. Di Indonesia, jenis anggrek ini merupakan salah satu tanaman anggrek yang keberadaannya sudah mulai langka dan termasuk jenis anggrek yang dilindungi oleh pemerintah, berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 7 tahun 1999, pada 27 Januari tahun 1999. Gangguan ekologi berupa konversi hutan dan eksploitasi berlebihan, mengancam keberadaan populasi G. speciosum di alam. Selain keindahannya, spesies ini ternyata memiliki fungsi sebagai tanaman obat, di mana telah digunakan secara tradisional oleh masyarakat Papua untuk mengobati beberapa penyakit, seperti kista. Hasil penelitian lain juga menunjukkan bahwa spesies ini memiliki aktivitas farmakologi, di mana ekstrak rimpang+akar G. speciosum yang berumur 6 tahun berpotensi sebagai sumber obat antidiabetes alami serta daun yang berumur 6 tahun dan rimpang berumur 6 tahun+akar dapat menjadi sumber antioksidan. Di Indonesia, kadang-kadang bagian bunga anggrek ini juga dapat digunakan sebagai hiasan rambut.

Nama Lokal

Anggrek harimau, Ratu anggrek.

Agroekologi

Grammatophyllum speciosum merupakan tanaman epifit yang sering ditemukan tumbuh di percabangan pohon besar di hutan hujan tropis dataran rendah dan kawasan yang beriklim tropis, pada ketinggian hingga 550 m dpl. Spesies ini membutuhkan sinar matahari langsung, namun juga berhasil di bawah naungan parsial. Temperatur terbaik yang dibutuhkan spesies ini yakni 21 °C di malam hari dan 27 - 30 °C di siang hari. Cuaca kering dapat memicu pembungaan massal.

Morfologi

  • Akar serabut. Terdapat dua tipe akar, yaitu akar yang tebal (lekat) tumbuh ke arah bawah/ke dalam media dan akar yang kecil tumbuh melewati permukaan media.
  • Batang tebal, panjang dan berdaging, berbuku-buku, berbentuk pseudobulb. Tipe pertumbuhan simpodial. Struktur batang mirip dengan tanaman tebu.
  • Daun besar, tidak bertangkai, tersusun dalam dua baris, terkulai dari pangkal saat tua. Bilah daun linear, menyerupai bentuk pita dengan panjang dapat mencapai hingga 35 cm, tipis, menyempit dan melengkung ke bawah menuju ujung yang tajam, tepi daun rata, berwarna hijau.
  • Bunga besar (berdiameter hingga 10 cm), bertumpu pada pucuk yang memanjang dari pangkal batang. Sepal dan petal berwarna kuning kehijauan pucat dengan bintik-bintik oranye-cokelat, berubah menjadi lebih gelap saat tua. Labellum (bibir) kuning, tiga lobus, dengan vena merah-cokelat di lobus samping dan tanda merah-cokelat di lobus tengah, cakram dihiasi oleh tiga tonjolan pendek. Tangkai bunga tingginya sekitar 2 m dan membawa sekitar 40 bunga (bahkan bisa lebih banyak) yang tahan lama. Aroma bunga harum.
  • Buah berbentuk buah pir, berwarna cokelat ketika matang.
  • Biji berukuran sangat kecil, berjumlah banyak dan tidak memiliki endosperm (cadangan makanan).

Budidaya

  • Perbanyakan dengan dua cara yaitu secara vegetatif (pemecahan atau pemisahan rumpun, kultur jaringan) dan generatif (biji).
  • Perbanyakan vegetatif dengan pemisahan anakan dapat menghasilkan anak tanaman yang memiliki sifat genetik sama dengan induknya, namun metode ini tidak praktis dan jumlah anakan yang diperoleh sangat terbatas. Sedangkan perbanyakan secara kultur jaringan dapat menghasilkan tanaman yang seragam dalam jumlah yang banyak dan dalam waktu yang relatif singkat.
  • Paling baik ditanam sebagai epifit, tetapi juga dapat ditanam di tanah atau dalam wadah besar. Untuk menumbuhkannya sebagai epifit, dapat diikat ke batang pohon besar.
  • Tanaman dewasa, dapat berbunga setiap dua hingga empat tahun, dengan bunga yang bertahan hingga dua bulan. 

Kandungan Bahan Kimia

Turunan glukosiloksibenzil, grammatophyllosides, cronupapin, vandateroside II, gastodin, vanilloloside, orcinol glucoside, dan isovitexin.

Khasiat

Mengobati gigitan ular, sengatan kalajengking dan lipan, mengobati miom atau kista, hepatitis, membasmi cacing perut, menurunkan panas, obat kontrasepsi, mempercepat proses penyembuhan luka dan luka retak kulit pada tumit, meningkatkan daya tahan tubuh, mengatasi nyeri otot, mencerahkan kulit, mengatasi sariawan dan bau mulut. Memiliki aktivitas sebagai antidiabetes dan antioksidan.

Bagian Tanaman Yang Dimanfaatkan

Ramuan Tradisional

1. Mengobati retak kulit pada tumit

  • Ambil batang anggrek kipas lalu cuci hingga bersih.
  • Potong batang bulat lalu oles pada tumit untuk mengobati retakan.

2. Hepatitis

  • Ambil akar anggrek kipas cuci hingga bersih.
  • Rebusan akar hingga mendidih.
  • Biarkan hangat/dingin.
  • Saring lalu minum.

Sumber Referensi

  1. Royal Botanic Gardens. 2021. Plants of the World Online: Grammatophyllum speciosum Blume. http://www.plantsoftheworldonline.org/taxon/urn:lsid:ipni.org:names:636310-1. 19-11-2021.
  2. Flora Fauna Web. 2021. Grammatophyllum speciosum. https://www.nparks.gov.sg/florafaunaweb/flora/2/0/2041. 19-11-2021.
  3. PROSEA. 2016. Grammatophyllum speciosum (PROSEA). https://uses.plantnet-project.org/en/Grammatophyllum_speciosum_(PROSEA). 19-11-2021.
  4. Harikarnpakdee S., Chowjarean V. 2018. Grammatophyllum speciosum Ethanolic Extract Promotes Wound Healing in Human Primary Fibroblast Cells. Hindawi, International Journal of Cell Biology.
  5. Gerry Y., Permatasari F., Dewi R. K. 2020. Keanekaragaman Anggrek di Taman Anggrek Badak LNG. ITS Press, Surabaya.
  6. Handini E., Aprilianti P., Handayani I., Yuniar. 2021. INVENTARISASI JENIS-JENIS ANGGREK BERPOTENSI OBAT KOLEKSI KEBUN RAYA BOGOR DAN UPAYA KONSERVASI SECARA IN VITRO. Warta Kebun Raya 19 (1).
  7. Wanaswara. 2021. Mengenal Anggrek Tebu, Anggrek Terbesar di Dunia. https://wanaswara.com/mengenal-anggrek-tebu-anggrek-terbesar-di-dunia/. 19-11-2021.
  8. K. Rungruchkanont, Y. Chatsuwan. Antioxidant and α-glucosidase inhibitor activities of Grammatophyllum speciosum Blume. ISHS Acta Horticulturae 1245. https://www.actahort.org/books/1245/1245_11.htm. 19-11-2021.