Kacang Tunggak

Vigna unguiculata subsp. unguiculata (L.) Walp.

Fabaceae

Lokasi di taman kami

Sayuran

Sinonim

Dolichos capitatus Wall.

Dolichos catjang L.

Dolichos catjang Burm.f.

Habitus

Herba. Herba tegak atau merambat semusim, tinggi mencapai 4 m

Bagian Yang Digunakan

  • Daun
  • Biji
  • Akar

Syarat Tumbuh

  • Matahari Penuh
  • Butuh Keteduhan

Habitat

  • Pinggir Jalan
  • Daerah Semak
  • Daratan

Penyebaran Tanaman

Kacang tunggak berasal dari Tanjung Verde, dan daerah tropis di Afrika Selatan. Kacang tunggak umumnya dibudidayakan sebagai sumber makanan bergizi di Amerika Serikat bagian selatan, Timur Tengah, Afrika, Asia, dan seluruh daerah tropis dan subtropis. Biji kacang tunggak dapat dimakan saat masih hijau atau dibiarkan kering. Biji yang belum matang digunakan sebagai sayuran, dapat dikukus, direbus, digoreng, dll. Biji matang biasa ditambahkan ke dalam sup dan semur, digiling menjadi bubuk, dan digunakan dengan tepung sereal untuk membuat kue, roti, atau difermentasikan. Bijinya juga bisa ditumbuhkan (dibuat kecambah) yang kemudian dimakan mentah atau dimasak dengan cara ditumis. Biji yang dipanggang dapat digiling menjadi bubuk dan digunakan sebagai minuman seperti kopi. Daun muda dapat dimasak seperti bayam. Tanaman kacang tunggak ini juga memiliki khasiat obat yang digunakan dalam pengobatan tradisional.

Nama Lokal

Kacang dadap, Kacang landes, Kacang otok, dan Kacang tolo (Jawa).

Agroekologi

Kacang tunggak tumbuh di dataran rendah tropis, juga dapat dibudidayakan pada ketinggian hingga 1.500 m dpl. Tumbuh paling baik di daerah di mana suhu siang hari tahunan berada dalam kisaran 20 - 35 °C, tetapi dapat mentolerir 10 - 40 °C. Tanaman tidak dapat mentolerir embun beku Ia lebih menyukai curah hujan tahunan rata-rata dalam kisaran 600 - 1.500 mm, tetapi mentolerir 400 - 4.100 mm. Lebih suka posisi di bawah sinar matahari penuh, menoleransi bayangan terang. Berhasil di berbagai jenis tanah, dari lempung berpasir hingga lempung, selama tanah tersebut berdrainase baik. Lebih suka pH dalam kisaran 5,5 - 7,5, menoleransi 4,3 - 8,8. Hasil yang baik telah diperoleh di tanah gambut, tetapi tanaman tidak menyukai tanah alkali karena ini mengurangi nodulasi bakteri pada akar dan menyebabkan klorosis daun.

Morfologi

  • Akar berupa akar tunggang dengan akar-akar lateral yang berkembang baik. Kacang tunggak memiliki bintil akar yang besar berbentuk bulat seperti biji kacang kapri.
  • Batang kacang tunggak terdiri dari beberapa buku, di mana tiap buku tersebut menghasilkan satu tangkai daun. Pada batang utama terdapat beberapa cabang yang biasanya muncul dari buku bagian bawah. Bunga terdapat pada batang utama ataupun pada cabang yang jumlahnya dapat mencapai 15 buku, dengan jumlah buku subur pada setiap tanaman dapat mencapai 5 sampai 10 buku subur.
  • Daun kacang tunggak terdiri atas tiga helaian daun (trifoliate) yang letaknya berseling. Daunnya berwarna hijau, berbentuk oval (ovate) ataupun lanset (lanseolate) dengan panjang daun berkisar antara 6,5-16 cm dan lebar daun 4-10 cm, dengan panjang tangkai daun (petiole) antara 5-15 cm.
  • Bunga tersusun dalam bentuk tandan (raceme) yang terdapat pada ujung poros bunga (pedunculus) yang muncul dari ketiak daun, dan masing-masing tandan mengandung 6 s/d 12 kuncup bunga dengan tangkai bunga (pedicle) yang sangat pendek. Bunga terdiri dari: (1) kelopak (calyx)yang berbentuk lonceng berwarna hijau, (2) tajuk atau mahkota bunga (corolla) terdiri dari 5 helai (1 helai bendera, 2 helai sayap, dan 2 helai cakar) yang berwarna putih kuning atau ungu, (3) benangsari (stamen) berjumlah 10 buah yang terkumpul menjadi 2 kelompok (diadelphous), yaitu 1 bebas dan 9 lainnya bersatu, dengan kepala sari yang sama. Bakal buah (ovarium) terdiri dari beberapa ruang.
  • Buah (polong) kacang tunggak saat masih muda berwarna hijau muda atau hijau kelam dan setelah tua polong tersebut berwarna krem, coklat, atau hitam, berukuran 8-10 x 0,8 - 1 cm, yang berisi 8 hingga 20 biji.
  • Biji kacang tunggak bervariasi dalam ukuran, bentuk, ataupun warna (krem, coklat, hitam, belang, dan merah) dengan berat 100 biji antara 10 hingga 25 g. Panjang biji berkisar antara 2-10 mm dan memiliki hilum berwarna putih yang dikelilingi oleh cincin berwarna hitam.

Budidaya

Perbanyakan dilakukan secara generatif dengan biji. Rendam terlebih dahulu biji selama 12 jam dalam air hangat dan tabur sedalam 1 - 3 cm di dalam tanah. Benih berkecambah paling baik ketika suhu tanah di atas 21 °C.

Kandungan Bahan Kimia

Flavonoid, senyawa fenolik (asam protekateat, asam p-hidroksibenzoat, asam kafeat, asam p-kumarat, asam ferulat, asam 2,4-dimetoksibenzoat, dan asam sinamat).

Khasiat

Menyembuhkan dan mengikat tulang yang patah, mengobati bengkak dan infeksi kulit, sebagai pencahar ringan, mengobati sakit gigi, melawan cacing perut, gigitan serangga, penawar gigitan ular, mengobati epilepsi, nyeri dada, konstipasi, dismenorea, dan sakit kepala.

Simplisia

  • Siapkan biji kacang tunggak cuci hingga bersih.
  • Keringkan di bawah sinar matahari atau dengan oven suhu 40 °C hingga kadar air 10%.
  • Haluskan menggunakan blender hingga menjadi bubuk kemudian diayak hingga diperoleh ukuran 80 mesh.
  • Simpan di tempat bersih dan kedap udara.

Bagian Tanaman Yang Dimanfaatkan

Ramuan Tradisional

1. Mengobati penyakit gigi

  • Ambil daun kacang tunggak secukupnya lalu cuci hingga bersih.
  • Kunyah daun untuk mengobati sakit gigi.

2. Menyembuhkan dan mengikat tulang yang patah

  • Siapkan daun kacang tunggak secukupnya lalu cuci hingga bersih.
  • Haluskan hingga menjadi pasta.
  • Tapalkan guna untuk menyembuhkan dan mengikat tulang yang patah

Sumber Referensi

  1. Useful Tropical Plants Database. 2021. Vigna unguiculata unguiculata. https://tropical.theferns.info/viewtropical.php?id=Vigna+unguiculata+unguiculata. 11-11-2021.
  2. Royal Botanic Gardens. 2017. Plants of the World Online: Vigna unguiculata subsp. unguiculata. http://powo.science.kew.org/taxon/urn:lsid:ipni.org:names:101661-3. 11-11-2021.
  3. Umberto Quattraocchi, F.L.S. 2012. CRC World Dictionary of Medicinal and Poisonous Plants. Common name, Scientific Name, Eponyms, Synonyms and etymology. CRC Press Taylor & Francis Group, LLC. United States.  https://www.google.co.id/books/edition/CRC_World_Dictionary_of_Medicinal_and_Po/-37OBQAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=vigna+unguiculata+subsp.+unguiculata&pg=PA3908&printsec=frontcover. 11-11-2021.
  4. Trustinah. 1998. Biologi Kacang Tunggak. Monograf Balitkabi No. 3-1998, hlm. 1-19. Pemulia Tanaman,Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. https://balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/02/kt_1_edt-1.pdf. 11-11-2021.
  5. Amira Putri, Ni Wayan Wisaniyasa, I Putu Suparthana. Pengaruh Lama Perkecambahan Terhadap Total Fenol, Flavonoid, Dan Aktivitas Antioksidan Tepung Kecambah Kacang Tunggak (Vigna unguiculata L. Walp.). Itepa: Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan, ISSN : 2527-8010 (Online) A. Putri dkk. /Itepa 10 (1) 2021 1-13. https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/6e095e13c2a878a9094b3183ccf84e12.pdf. 11-11-2021.