Waru Laut

Thespesia populnea (L.) Sol. ex Corrêa

Malvaceae

Lokasi di taman kami

Utama

Sinonim

Hibiscus baccifer G.Forst.

Bupariti populnea (L.) Rothm.

Malvaviscus populneus (L.) Gaertn.

Habitus

Semak. Perdu atau pohon kecil, tahunan, umumnya tinggi tanaman ini berkisar antara 6-10 m, namun di alam liar hingga mencapai 20 m

Bagian Yang Digunakan

  • Daun
  • Biji
  • Kulit Batang
  • Bunga
  • Buah
  • Getah

Syarat Tumbuh

  • Matahari Penuh

Habitat

  • Pinggiran Sungai
  • Hutan
  • Pesisir
  • Pinggir Jalan
  • Daerah Semak
  • Padang Rumput
  • Daratan

Penyebaran Tanaman

Waru laut merupakan tanaman pesisir yang memiliki kisaran asli yang sangat luas dan tersebar luas di seluruh daerah tropis, meskipun paling banyak ditemukan di daerah pesisir, di Amerika Tengah, Amerika Selatan bagian utara, Karibia, Afrika, Asia, Australia Utara, dan di pulau-pulau Samudra Hindia dan Pasifik. Namun sebagian sumber menduga bahwa waru laut berasal dari daerah tropis Asia sedangkan sumber lainnya mengatakan, bahwa kemungkinan waru laut berasal dari Samudra Hindia dan pantai pulau Pasifik, dan telah diperkenalkan serta dinaturalisasi di Amerika. Waru laut merupakan tanaman serbaguna, yang memiliki ragam kegunaan sebagai bahan makanan, obat-obatan, sumber serat, sumber kayu, pewarna wol, tanaman hias, peneduh dan penahan angin, dan pakan ternak. Waru laut juga dianggap sebagai pohon suci di banyak wilayah Pasifik, di mana tanaman ini sering ditanam di dekat kuil dan daunnya digunakan dalam upacara keagamaan. Sebagai bahan makanan, daun muda, bunga, kuncup bunga, dan buah mentahnya dapat dikonsumsi sebagai sayuran, sedangkan buah matangnya dapat diawetkan dan dikonsumsi. Kulit kayu waru laut bersifat keras dan menghasilkan serat yang kuat dan dapat digunakan untuk membuat tali pengikat, tali pancing, dan kantong kopi sedangkan kayunya bersifat kuat, keras, dan tahan terhadap serangan serangga, yang dapat digunakan untuk membuat konstruksi ringan, alat musik, mangkuk tradisional, senjata api, furnitur, peralatan dan badan kendaraan, dan seringkali digunakan untuk pembuatan kapal. Selain itu, berdasarkan fungsinya sebagai obat-obatan, tanaman ini sering digunakan dalam pengobatan tradisional di berbagai negara, dimana kulit kayu, inti kayu, daun, bunga, buah, dan bijinya dapat digunakan untuk mengobati berbagai keluhan penyakit.

Nama Lokal

Salimuli (Maluku), Waru lot (Jawa), Baru laut.

Agroekologi

Waru laut adalah spesies pesisir daerah lembap sampai basah, dataran rendah tropis dan subtropis hangat, biasanya ditemukan pada ketinggian mulai dari permukaan laut hingga ketinggian 150 m dpl. Tanaman ini umumnya ditemukan di habitat pesisir seperti sepanjang pantai, tepi teluk, daerah karang dan berpasir, tanah vulkanik, batu kapur dan berbatu, sepanjang tepi hutan bakau, juga di daerah yang tergenang air secara berkala, padang rumput, semak belukar dan hutan. Tumbuh paling baik di daerah di mana suhu rata-rata siang hari tahunannya berada dalam kisaran 20 - 30 °C, tetapi dapat mentolerir 10 - 35 °C, curah hujan tahunan rata-rata dalam kisaran 1.000 - 3.000 mm, tetapi mentolerir 800 - 5.000 mm, serta posisi berada di bawah sinar matahari penuh dan pertumbuhannya terhambat di tempat teduh. Species ini menyukai tanah lembap, berdrainasi baik dengan derajat kemasaman (pH) tanah dalam kisaran 6,5 - 8, namun mentoleransi 6 - 8,5. Species ini juga toleran terhadap kekeringan, angin, genangan air sesekali, kondisi salin.

Morfologi

  • Akar tunggang.
  • Batang lurus, tidak bercabang hingga 3 m, kulit abu-abu atau coklat muda, halus atau sedikit pecah-pecah, menjadi tebal dan kasar, dan kulit bagian dalam berwarna merah muda sampai kekuningan, keras dan berserat. Ranting gundul, hijau menjadi abu-abu seiring bertambahnya usia, dan ditutupi dengan sisik cokelat yang sangat kecil ketika muda.
  • Daun berseling, tersusun spiral, helai daun berbentuk bulat, deltoid, bulat telur atau lonjong dengan 7 urat daun berwarna kuning, ujung daun runcing, pangkal menjantung (cordate), tepi daun rata, berwarna hijau tua mengkilap di permukaan atas dan pucat di bawah, sedikit tebal, kasar.
  • Bunga soliter di ketiak daun, biseksual, berbentuk lonceng. Kelopak berbentuk seperti cangkir, berwarna hijau, dengan 3-5 daun penumpu (bracts) hijau yang menyempit. Mahkota berlobus 5, lebar, berwarna kuning pucat, dengan bagian tengah berwarna merah marun, dan rambut berbentik bintang kecil di permukaan luar. Benang sari berjumlah banyak, menyatu di bagian pangkal mahkota. Putik memiliki ovarium bersel lima dengan gaya ramping dan lima stigma yang lebih luas. Bunga membuka dan menutup pada hari yang sama, dengan kelopak layu, dan berubah menjadi ungu atau merah muda.
  • Buah bulat tetapi pipih, bersel 5, berwarna hijau kekuningan dan menjadi cokelat tua saat matang, keras, berkayu dan kering, mengandung getah kuning, dan dapat membelah menjadi 5 bagian saat matang, berjumlah 3-4 biji dalam setiap bagian.
  • Biji elips, panjang 1 cm, berbulu cokelat.

Budidaya

  • Perbanyakan dilakukan secara generatif (biji) maupun vegetatif (stek batang atau akar).
  • Perkecambahan dari biji membutuhkan waktu 8 - 70 hari.
  • Budidaya dari biji lebih disukai karena kayunya lurus, berbutir rata, dan keras.

Kandungan Bahan Kimia

Asam fosfat, seskuiterpenoid (populene A-H), kuinon seskuiterpenoid (mansonone D dan H, thespone, dan thespesone), tanin, fenol, flavonoid, terpen, saponin, alkaloid, steroid, kumarin, anthraquinone, asam amino, glycosides, cardiac glycosides, anthocyanides, asam galat, katekin, myricetin, protocatechuic acid, epigallocatechin gallate, rosmarinic acid, ellagic acid, rutin, naringenine.

Khasiat

Mengobati radang selaput dada, kolera, kolik, demam tinggi, batuk, influenza, sariawan, sakit kepala, herpes, disentri, wasir, diabetes, rematik, retensi urin, cacingan, mengatasi masalah saluran kemih dan pembengkakan perut, tekanan darah tinggi, infertilitas, kehilangan nafsu makan, gigitan serangga, membunuh kutu, mempercepat penyembuhan luka, mengobati berbagai penyakit kulit (obat eksternal), kanker payudara, menghambat pembentukan tumor. Memiliki aktivitas sebagai antijamur, antibakteri, antihepatotoksik, antiamoeba, karminatif, antimalaria, pencahar.

Bagian Tanaman Yang Dimanfaatkan

Ramuan Tradisional

1. Batuk

  • Siapkan daun waru laut segar secukupnya cuci hingga bersih.
  • Rebusan daunnya hingga mendidih.
  • Saring lalu minum selagi hangat.

Sumber Referensi

  1. Royal Botanic Gardens. 2021. Plants of the World Online: Thespesia populnea (L.) Sol. ex Corrêa. http://powo.science.kew.org/taxon/urn:lsid:ipni.org:names:564713-1. 11-11-2021.
  2. CAB International. 2021. Invasive Species Compendium: Thespesia populnea (portia tree). https://www.cabi.org/isc/datasheet/53592#tosummaryOfInvasiveness. 11-11-2021.
  3. Useful Tropical Plants Database. 2021. Thespesia populnea. http://tropical.theferns.info/viewtropical.php?id=Thespesia+populnea. 11-11-2021.
  4. Flora Fauna Web. 2021. Thespesia populnea (L.) Sol. ex Corrêa. https://www.nparks.gov.sg/FloraFaunaWeb/Flora/3/1/3190. 11-11-2021.
  5. Stuartxchange. 2020. Phillipine Medicinal Plants: Banago. http://www.stuartxchange.org/Banago.html. 11-11-2021.
  6. PROSEA. 2020. Thespesia populnea (PROSEA). https://uses.plantnet-project.org/en/Thespesia_populnea_(PROSEA). 11-11-2021.