Kaliandra Merah

Calliandra houstoniana var. calothyrsus (Meisn.) Barneby

Fabaceae

Lokasi di taman kami

Utama

Sinonim

Anneslia calothyrsa (Meisn.) Kleinhoonte
Calliandra calothyrsus Meisn.
Anneslia confusa (Sprague & L.Riley) Britton & Rose

Habitus

Semak. Perdu tahunan, tinggi mencapai 1-6 m

Bagian Yang Digunakan

  • Daun
  • Kulit Batang
  • Bunga

Syarat Tumbuh

  • Matahari Penuh

Habitat

  • Pinggiran Sungai
  • Hutan
  • Pinggir Jalan
  • Daratan

Penyebaran Tanaman

Calliandra houstoniana var. calothyrsus, berasal dari Meksiko, Amerika Tengah, telah diperkenalkan secara luas dalam sistem agroforestri di daerah tropis dan subtropis di dunia. Tanaman ini adalah pohon pengikat nitrogen yang tumbuh cepat dan toleran terhadap pemangkasan dan tanah yang buruk dan asam dan telah diperkenalkan di India, Indonesia, Afrika, Amerika Selatan, Hindia Barat, dan di beberapa pulau di Samudra Pasifik. Kadang-kadang ditanam sebagai tanaman hias, pakan ternak, serta kaliandra merah dipercaya dapat bermanfaat sebagai obat.

Nama Lokal

Informasi tidak ditemukan. Butuh penelusuran lebih lanjut.

Agroekologi

C.houstoniana var. calothyrsus ditemukan dari permukaan laut hingga 1.860 m dpl, di daerah dimana curah hujan tahunan berkisar antara 700 hingga 4.000 mm, musim kemarau 3-6 bulan, dan suhu tahunan rata-rata antara 22 hingga 28 °C. Kaliandra merah mampu tumbuh di berbagai jenis tanah tetapi lebih menyukai tanah yang bertekstur ringan dan sedikit asam (lempung berpasir, lempung berpasir atau lempung berpasir). Tanaman ini dapat mentolerir tanah yang tidak subur dan padat atau dengan aerasi yang buruk tetapi tidak mentolerir tanah yang tergenang air dan basa. Spesies ini rentan terhadap embun beku tetapi memiliki toleransi dingin yang cukup besar untuk spesies tropis (mentolerir suhu hanya di atas setidaknya 1 °C). Menyukai situasi cerah di tanah yang cukup lembap.
 

Morfologi

  • Akar tunggang dengan akar yang lebih halus yang jumlahnya sangat banyak dan memanjang sampai ke luar permukaan tanah. Jika di dalam tanah terdapat rhizobia dan mikoriza, akan terbentuk asosiasi antara jamur dengan bintil-bintil akar.
  • Batang silindris, diameter maksimum 20 cm, bercabang, kulit batangnya berwarna merah atau abu-abu yang tertutup oleh lentisel kecil, pucat berbentuk oval. Ke arah pucuk batang cenderung bergerigi, dan pada pohon yang batangnya cokelat-kemerahan, ujung batangnya bisa berulas merah.
  • Daun berwarna hijau, bipinnate (daun majemuk menyirip ganda), berselang-seling, helaian daun linier dan tepi rata.
  • Bunga majemuk dalam tandan, bunganya berbentuk mangkuk dengan lima kelopak yang tersusun teratur. Banyak sekali benang panjang berwarna merah keluar dari atas mangkuk bunga. Benang-benang ini tersambung ke dalam tabung di pangkal bunga, yang panjangnya sedikitnya dua kali dari panjang bunga.
  • Buah polong, panjangnya dapat mencapai 14 cm dan lebarnya 2 cm. Polong berbentuk lurus dan berwarna agak cokelat, dan berisi 8-12 bakal biji yang akan berkembang menjadi biji.
  • Biji oval, pipih, sudah matang berbintik hitam dan cokelat, dan terdapat tanda yang khas berbentuk ladam kuda pada kedua permukannya yang rata. Biji yang masak panjangnya dapat mencapai 8 mm dan keras ketika ditekan dengan kuku.

Budidaya

  • Perbanyakan dilakukan secara generatif dengan biji (benih) dan secara vegetatif dari semai muda yang sukulen atau dari tunas akar.
  • Perbanyakan dengan biji perlu dilakukan skarifikasi dengan perlakuan sederhana untuk mempercepat perkecambahan. Memotong atau membuat lubang kecil menembus kulit benih sebaiknya dilakukan terhadap benih dalam jumlah kecil. Gunakan pisau atau pemotong kuku untuk melakukannya. Setelah pemotongan, rendam benih 12-24 jam sebelum disemaikan. Pemotongan ini tidak praktis jika jumlah benih banyak. Sebagai gantinya, benih direndam dalam air dingin selama sekitar 24 jam.

Kandungan Bahan Kimia

Senyawa tokoferol, karetenoid, flavonoid, saponin, tanin, alkaloid, steroid, asam galat, metil galat, myricitrin, quercitrin, myricetin 3-O-â-D4C1-lukopiranosida, afzelin, isoquercitrin, myrecitin 3-O-(6 ̋-O-galloyl)-â-D glukopiranosida, myricitrin 2 ̋ -O-galat, quercitrin 2 ̋-Ogalat, afzelin 2 ̋ -Ogalat,1,2,3,4,6-penta-O-galloyl-â-D-4C1- glukopiranosida, myrictrin 2 ̋, 3 ̋-di-Ogalat, quercetin 3-O-metil eter, 2-Hidroksi-4-Metoksi asam benzoat, asam kafeat, asam betulinat, glikosida digital, glikosida, asam lemak, polifenol, antrakuina.

Khasiat

Sebagai obat rematik, penenang, sesak napas, kanker rahim, arthritis, dan pembersih darah serta kontrasepsi, dapat pula digunakan sebagai anthelmintik (obat cacing), antidiare, antispasmodik, antipiretik, antikoligenik, antikonvulsan, analgesik, antiulserogenik, bersifat antimikroba terhadap bakteri Staphyloccocus aureus, Escherichia coli dan Staphyloccocus gallinallum.

Simplisia

  • Siapkan daun kaliandra merah segar secukupnya lalu cuci dengan air bersih.
  • Setelah bersih, tiriskan agar sisa air cucian terbuang.
  • Rajang dengan lebar 1,5 cm agar proses pengeringan berlangsung lebih cepat.
  • Keringkan dengan cara diangin-anginkan pada tempat yang terlindung dari sinar matahari.
  • Haluskan daun kering sampai menjadi serbuk lalu ayak dengan pengayak ukuran 60 mesh.
  • Simpan dalam wadah bersih dan kedap udara.

Bagian Tanaman Yang Dimanfaatkan

Ramuan Tradisional

1. Pembersih darah

  • Siapkan bunga kaliandra merah secukupnya lalu cuci hingga bersih.
  • Rebus bunga dengan air hingga mendidih.
  • Saring hasil rebusan.
  • Minum selagi hangat.

2. Obat penenang

  • Siapkan bunga, daun, dan kulit kayu bunga kaliandra merah lalu cuci hingga bersih.
  • Rebus semua bahan hingga mendidih.
  • Diamkan hingga hangat/dingin lalu saring.
  • Minum hasil rebusan.

Sumber Referensi

  1. CAB International. 2021. Calliandra houstoniana var. calothyrsus (calliandra). https://www.cabi.org/isc/datasheet/14011. 08-10-2021.
  2. Hortipedia. Calliandra houstoniana var. calothyrsus. https://en.hortipedia.com/Calliandra_houstoniana_var._calothyrsus. 08-10-2021.
  3. Janet Stewart, Mulawarman, James M. Roshetko, Mark H. Powell. 2001. Produksi dan Pemanfaatan Kaliandra (Calliandra calothyrsus). Winrock International Institute for Agricultural Development 2001. http://apps.worldagroforestry.org/sea/Publications/files/manual/MN0006-04.pdf.
  4. Nurpaidah. 2018. Uji Efektivitas Ekstrak Daun Kaliandra (Calliandra calothyrsus) Terhadap Mortalitas Cacing Haemonchus contortus Secara In Vitro. Skripsi Fakultas Peternakan. Universitas Hasanuddin. Makassar. http://digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/M2EzNWJiY2Y0OTRiOTg2ZDM5NzVjZmU3ZjZjYWYwMDU5NzE0NmU2Mg==.pdf JURNAL SIMBIOSIS II (2): 236- 246 ISSN: 2337-7224. 08-10-2021.
  5. Assiam Nur, Iriani Setyawati, Sang Ketut Sudirga. 2014. Pengaruh Dosis dan Lama Perlakuan Ekstrak Daun Kaliandra Merah (Calliandra calothyrsus Meissn.) Terhadap Struktur Histologi Ginjal Mencit (Mus musculus L.). Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana September 2014.