Lidah Mertua

Dracaena trifasciata (Prain) Mabb.

Asparagaceae

Lokasi di taman kami

Utama

Sinonim

Sansevieria trifasciata Prain

Sansevieria aureovariegata Mottet

Sansevieria laurentii De Wild.

Habitus

Sukulen. Sukulen tahunan, tinggi hingga mencapai 90 cm

Bagian Yang Digunakan

  • Daun
  • Rimpang

Syarat Tumbuh

  • Matahari Penuh
  • Butuh Keteduhan
  • Tahan Kekeringan

Habitat

  • Hutan
  • Pesisir
  • Pinggir Jalan
  • Daerah Semak
  • Padang Rumput
  • Daratan

Penyebaran Tanaman

Lidah mertua berasal dari Afrika tropis dan telah diperkenalkan ke Amerika, Asia, Australia, dan Kepulauan Pasifik. Tanaman ini merupakan spesies ekonomis penting yang digunakan sebagai tanaman hias dan serat di daerah tropis dan subtropis. Lebih dari 20 kultivar dikomersialkan di pembibitan dan perdagangan lanskap terutama karena daunnya yang beraneka warna, belang-belang serta variasi bentuk daun yang luas dan menarik. Umumnya ditanam sebagai tanaman pot yang disimpan dalam ruangan karena lidah mertua dianggap sebagai salah satu tanaman yang paling efisien untuk membersihkan udara dengan menyerap polutan atau menghilangkan racun seperti karbondioksida, benzena, formaldehid, dan trikloroetilen yang ada di dalam ruangan. Tanaman lidah mertua berumur sangat panjang dan dapat bertahan hidup lebih dari 50 tahun. Selain sebagai tanaman hias, lidah mertua adalah sumber serat yang dapat digunakan untuk membuat tali, tikar, dan bahan baku industri kerajinan lainnya. Secara tradisional, lidah mertua juga telah digunakan masyarakat Afrika dan Asia Tenggara sebagai tanaman obat. Begitu juga di Sri Lanka, rimpang lidah mertua dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk mengobati batuk dan pilek. Saat ini, ekstrak daunnya telah digunakan dalam bahan sediaan kosmetik komersial sebagai kondisioner kulit.

Nama Lokal

Pedang-pedangan, Tanaman ular, Tali busur ular berbisa.

Agroekologi

Lidah mertua dapat ditemukan tumbuh di daerah beriklim tropis, subtropis dan hangat dalam berbagai kondisi cahaya mulai dari daerah terbuka matahari penuh hingga daerah teduh di bawah hutan kanopi. Spesies ini adalah gulma umum di pinggir jalan, kebun terbengkalai, area limbah, situs terganggu, hutan pantai, hutan basah sekunder, hutan mesic, dan hutan kering. Ditemukan pada ketinggian antara 500-1.200 m dpl. Pertumbuhannya menyukai area dengan curah hujan rata-rata tahunan dalam kisaran 500-1.000 mm, dan struktur tanah yang berpasir, subur, berdrainase baik, serta derajat keasaman tanah (pH) antara 6-7, namun toleran terhadap tanah ber-pH rendah (asam) maupun tanah berpH tinggi (alkalin) juga tanah dengan kandungan nutrisi rendah. Selain itu, spesies ini juga toleran terhadap kekeringan dan panas.

Morfologi

  • Akar serabut, berwarna putih, memiliki rimpang yang menjalar di bawah dan dapat juga berada di atas permukaan tanah.
  • Batang tertutup oleh daun yang kaku, panjang, dan tebal sehingga dianggap sebagai batang semu. Batang berwarna putih pucat dan berserat rapat.
  • Daun membentuk roset basal, jumlah daun pada setiap roset sekitar 4–6 helai daun yang saling bersilang kedudukannya, berbentuk linear-lanset terbalik (oblonceolate), tebal, tegak, kaku, berair, permukaan halus, berbentuk pedang panjang, dan beraneka ragam motif dengan tanda melintang putih keabu-abuan, ujung daun meruncing. Permukaan adaksial umumnya berwarna dasar putih kehijauan, memiliki garis horizontal yang tidak teratur yang berwarna hijau tua.
  • Bunga bertangkai, terdapat dalam malai yang tumbuh tegak dari pangkal batang, soliter atau berkelompok dalam 2-3 kelompok, berwarna putih atau putih kehijauan. Mengeluarkan aroma wangi, terutama pada malam hari. Putik dan serbuk sari tidak berada dalam satu kuntum bunga.
  • Buah berry, berdaging, berbentuk subglobose hingga lonjong-elips, berwarna oranye terang-merah.
  • Biji berkeping tunggal, bagian paling luar dari biji berupa kulit tebal. Namun proses pembentukan biji sangat jarang terjadi secara alami.

Budidaya

  • Perbanyakan secara generatif (biji) maupun vegetatif (stek ruas daun dan rimpang).
  • Ruas daun dan rimpang mudah tumbuh dan dapat tumbuh dengan cepat membentuk semak belukar yang rapat dan hampir tidak dapat ditembus. Namun perbanyakan dengan biji jarang terjadi, dikarenakan letak kepala putik dan serbuk sari tidak di dalam satu kuntum bunga yang sama, sehingga penyerbukan biasanya dilakukan dengan bantuan tangan manusia.

Kandungan Bahan Kimia

Sapogenin, alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, fenol, steroid, glikosida, triterpen.

Khasiat

Mengobati luka dan gigitan ular, bisul, batuk, pilek, bronkitis, luka traumatis, penyakit kurap, kudis, jamur, diabetes, obat ambeien. Memiliki aktivitas sebagai antiinflamasi.

Simplisia

  • Siapkan daun lidah mertua secukupnya lalu cuci dengan air bersih.
  • Setelah bersih, tiriskan agar sisa air cucian terbuang.
  • Rajang dengan lebar 1,5 cm agar pengeringan berlangsung labih cepat.
  • Keringkan dengan cara di angin-anginkan pada tempat yang terlindung dari sinar matahari.
  • Blender daun kering sampai menjadi serbuk lalu ayak dengan pengayak ukuran 60 mesh.
  • Simpan dalam wadah bersih dan kedap udara.

Bagian Tanaman Yang Dimanfaatkan

Ramuan Tradisional

1. Diabetes

  • Ambil satu lembar daun lidah mertua lalu cuci hingga bersih dan potong-potong.
  • Rebus dengan 3 gelas air sampai tinggal bersisa satu gelas.
  • Diamkan hingga hangat/dingin.
  • Saring lalu minum.

2. Obat ambeien

  • Ambil satu lembar daun yang telah dikeringkan.
  • Rebus dengan 3 gelas air hingga tersisa satu gelas.
  • Saring hasil rebusan lalu minum selagi hangat. 

Sumber Referensi

  1. Royal Botanic Gardens. 2021. Plant of the World Online: Dracaena trifasciata (Prain) Mabb. http://www.plantsoftheworldonline.org/taxon/urn:lsid:ipni.org:names:77164235-1. 07-10-2021.
  2. CAB International. 2021. Invasive Species Compendium: Sansevieria trifasciata (mother-in-law’s tongue). https://www.cabi.org/isc/datasheet/48196#tosummaryOfInvasiveness. 07-10-2021.
  3. Stuartxchange. 2019. Philippine Medicinal Plants: Tigre. http://stuartxchange.com/Tigre.html. 07-10-2021.
  4. Flora Fauna Web. 2020. Dracaena trifasciata (Prain) Mabb. https://www.nparks.gov.sg/florafaunaweb/flora/2/4/2420. 07-10-2021.
  5. Useful Tropical Plants Database. 2021. Sansevieria trifasciata. https://tropical.theferns.info/viewtropical.php?id=Sansevieria+trifasciata. 07-10-2021.
  6. Aisyah W., Harijati N., Arumingtyas E.L. 2011. Kajian Morfologi, Anatomi dan Serat Daun Tanaman Sansevieria trifasciata yang Terdapat di Kota Malang. NATURAL B, 1(2).