Jahe Wulung

Alpinia luteocarpa Elmer

Zingiberaceae

Lokasi di taman kami

Utama

Sinonim

-

Habitus

Herba. Herba tahunan, tinggi hingga mencapai 1,5 m

Bagian Yang Digunakan

  • Rimpang

Syarat Tumbuh

  • Butuh Keteduhan

Habitat

  • Hutan
  • Daratan

Penyebaran Tanaman

Jahe wulung berasal dari Filipina dan juga terdapat di India, Thailand, dan Semenanjung Malaya. Jahe wulung merupakan keluarga Zingiberaceae yang umumnya banyak ditanam sebagai tanaman hias, karena memiliki warna daun yang unik tidak seperti tanaman jahe lainnya. Selain itu, jahe wulung juga telah digunakan dalam pengobatan China, karena sifatnya yang menghangatkan. Bagian rimpangnya dapat digunakan untuk mengatasi gangguan pencernaan.

Nama Lokal

Informasi tidak ditemukan. Butuh penelusuran lebih lanjut.

Agroekologi

Jahe wulung biasanya ditemukan tumbuh di hutan lembap, di lereng curam, pada ketinggian 600 m dpl. Tanaman ini lebih menyukai posisi teduh atau ternaungi sebagian dengan kondisi tanah yang kaya akan bahan organik, berdrainase baik, kelembapan tinggi, serta kebutuhan akan air berada dalam rentang sedang.

Morfologi

  • Rimpang bawah tumbuh horizontal, berukuran kecil dan panjang, bagian dalam berwarna putih kemerahan.
  • Batang semu tegak, berwarna hijau di bagian atas, dan ungu kemerahan di bagian bawah.
  • Daun berbentuk lanset, berwarna hijau di permukaan atas sedangkan di permukaan bawah berwarna kemerahan atau ungu kemerahan, lebar di pangkal dan menyempit ke ujung, tersusun dalam satu bidang di sepanjang batang, permukaan daun halus.
  • Bunga memiliki kelopak berbentuk tabung berwarna merah muda hingga merah yang menyatu sepanjang panjangnya kelopak dan mahkota berwarna putih-putih kekuningan dengan lobus bergabung di pangkal sepanjang setengah panjangnya. Masing-masing bunga memiliki beberapa daun pelindung berwarna cokelat tua sampai ungu yang menjepit tangkai bunga, enam benang sari, dengan satu benang sari penghasil serbuk sari yang subur. Perbungaan ditanggung di ujung cabang, dengan kelompok yang terdiri dari 3-5 bunga yang harum.
  • Buah berbentuk bulat-lonjong, panjang sekitar 3 cm dan diameter 2 cm, berwarna kuning saat matang, berbelah tiga, berisi biji.
  • Biji berjumlah banyak dalam 1 buah, berwarna kehitaman.

Budidaya

  • Perbanyakan dilakukan secara generatif menggunakan biji atau secara vegetatif menggunakan pembagian atau potongan rimpang.
  • Untuk mempercepat perkecambahan, rendam biji dalam air selama 2 hari dan keringkan pada suhu 22-24 °C.

Kandungan Bahan Kimia

Penilpropanoid, diarilheptanoid, dan diterpenoid.

Khasiat

Mengatasi gangguan pencernaan dan memiliki aktivitas sebagai antibakteri.

Bagian Tanaman Yang Dimanfaatkan

Ramuan Tradisional

1. Gangguan pencernaan

  • Siapkan rimpang jahe wulung segar secukupnya lalu cuci hingga bersih.
  • Rebus rimpang hingga mendidih.
  • Diamkan hingga hangat/dingin.
  • Saring lalu minum.

Sumber Referensi

  1. Monaco Nature Encyclopedia. Discover the Biodiversity: Alpinia luteocarpa. https://www.monaconatureencyclopedia.com/alpinia-luteocarpa-2/?lang=en. 27-09-2021.
  2. Juwitaningsih, T, Roza D, Susanti, N. 2018. Antibacterial Activity of Extract A. luteocarpa on Fresh Meat Flesh Bacteria. Article: Indonesian Journal of Chemical Science and Technology-State University of Medan 1(1): 9-12.
  3. Stuartxchange. 2015. Philippine Medicinal Plants: Bamboo ginger. http://www.stuartxchange.org/BambooGinger. 27-09-2021.
  4. Flora Fauna Web. 2019. Alpinia luteocarpa. https://www.nparks.gov.sg/florafaunaweb/flora/3/4/3425. 27-09-2021.