Belimbingan

Penyebaran Tanaman

Oxalis barrelieri berasal dari Hindia Barat, Amerika Tengah dan Amerika Selatan tropis (Brasil Tengah dan Utara, Bolivia, Peru, Ekuador, Kolombia, Venezuela, Guyana, melalui Mesoamerika hingga Meksiko Selatan). Di Asia Tenggara tersebar luas di Indonesia (Sumatra, Bangka, Jawa, Irian Jaya), Semenanjung Malaysia, dan Papua Nugini. Di Indonesia, tanaman ini pertama kali diamati di Jawa pada tahun 1888. Masyarakat Indonesia telah memanfaatkan daun Oxalis barrelieri untuk dikonsumsi sebagai salad, namun meskipun dapat dimakan, daunnya tidak boleh dimakan dalam jumlah besar karena kandungan asam oksalat di dalam daun dapat mengikat pasokan kalsium tubuh yang menyebabkan kekurangan nutrisi. Namun jumlah asam oksalat akan berkurang jika daunnya dimasak. Selain itu, secara tradisional Oxalis barrelieri juga bernilai sebagai bahan pengobatan, di mana tanaman ini telah digunakan penduduk Kamerun (Afrika Tengah) untuk mengobati diare. Pada skala kecil tanaman ini juga dapat menyuburkan dan melembapkan tanah yang berada di sekitar tanaman.

Nama Lokal

Belimbing tanah, Blimbing-blimbingan (Jawa), Cacalincingan (Sunda), Calincing tanah.

Agroekologi

Oxalis barrelieri banyak dijumpai tumbuh sebagai gulma di pinggir jalan, tanah budidaya, perkebunan, sepanjang jalan, pagar, sepanjang sungai, pada ketinggian 900 - 1.220 m dpl. Tanaman ini cocok ditanam pada jenis tanah ringan (berpasir) dan sedang (lempung) serta lebih menyukai tanah yang dikeringkan dengan baik, lembap dan tidak bisa tumbuh di tempat yang teduh.

Morfologi

• Akar tunggang.
• Batang berbentuk silindris, halus, berwarna hijau kecokelatan, tegak, bercabang.
• Daun majemuk, terdiri dari 3 helai anak daun (trifoliate) yang berbentuk bulat telur, pangkal membulat dan ujung membulat hingga agak runcing, tepi daunnya rata, tangkai daun panjang, letak daun berseling atau tersebar.
• Bunga berbentuk terompet, berwarna putih, merah muda atau keunguan dengan tenggorokan kuning cerah, memiliki 5 lobus dengan ujung membulat hingga terpotong, kelopak kehijauan dan bintik kekuningan. Perbungaan majemuk dengan tangkai malai panjang yang tumbuh di ketiak daun.
• Buah kapsul berbentuk bulat telur hingga lonjong, berakhir tumpul di setiap ujungnya, panjang 11 mm dan diameter 4,5 mm, bersudut 5.
• Biji berjumlah 3 per karpel, panjang, berbentuk pipih-bulat telur, runcing, berkerut.

Budidaya

Perbanyakan secara generatif menggunakan biji.

Kandungan Bahan Kimia

Fenol, terpenoid, flavonoid, tanin, alkaloid, anthocyanidins, antrakuinon, kumarin, dan saponin.

Khasiat

Menyembuhkan diare, mempercepat penyembuhan luka, luka bakar, luka sayatan, gigitan serangga, koreng, mengatasi biang keringat, obat herbal infeksi saluran kemih, obat hepatitis kronis, melancarkan haid, menurunkan demam, mengobati tekanan darah tinggi, meredakan flu, diare, mengobati peradangan pada ginjal, hati, saluran pernapasan.