Kadaka
Asplenium nidus L.
Aspleniaceae
Lokasi di taman kami
Rumah Kaca
Sinonim
Asplenium ficifolium Goldm.
Neottopteris nidus (L.) J.Sm.
Thamnopteris nidus (L.) C.Presl
Habitus
Pakis. Paku-pakuan, epifit, tahunan, tinggi mencapai 1 m
Bagian Yang Digunakan
- Tunas
- Daun
- Akar
Syarat Tumbuh
- Butuh Keteduhan
Habitat
- Hutan
- Daratan
Penyebaran Tanaman
Kadaka merupakan tanaman paku-pakuan yang tersebar luas di seluruh daerah tropis Dunia Lama, dari Afrika Timur melalui India, Sri Lanka, di seluruh Asia Tenggara hingga Taiwan, Australia, Tahiti, dan Hawaii. Tanaman ini seringkali ditanam masyarakat sebagai tanaman hias, karena bentuk daunnya yang unik seperti membentuk sarang burung, sehingga dikenal juga dengan nama 'Paku Sarang Burung'. Kadaka juga memiliki nilai magis di Malaysia, di mana tanaman ini dipercayai masyarakat sebagai rumah hantu wanita yang meninggal saat melahirkan. Kadaka juga dapat dimanfaatkan sebagai sayuran dan bahan kerajinan, di mana daun muda keritingnya dapat dikonsumsi sebagai sayuran, serta masyarakat Taiwan mengkonsumsi kecambah sebagai sayuran dan pelepahnya digunakan di Hawaii untuk menghias tikar anyaman. Namun, selain sebagai tanaman hias, sayuran dan kerajinan ternyata kadaka memiliki manfaat kesehatan dan telah digunakan sebagai bahan pengobatan tradisional di berbagai negara. Di Vanuatu kadaka telah digunakan sebagai kontrasepsi dengan mengkonsumsi daun muda yang masih menggulung sesaat setelah haid dan para wanita Sakai mengambil rebusan atau infus tanaman untuk meredakan nyeri persalinan. Secara tradisional, daun kadaka juga digunakan masyarakat Malaysia dan Indonesia untuk meningkatkan pertumbuhan rambut sebagai sampo rambut.
Nama Lokal
Lokot (Kalimantan), Pakis sarang burung.
Agroekologi
Kadaka dapat tumbuh secara terestrial di tanah, atau secara epifit di pohon dan terkadang di bebatuan, pada ketinggian mulai dari permukaan laut hingga 1.700 m dpl. Tanaman ini dapat hidup di area dengan kandungan bahan organik tinggi, kelembapan tanah dan kelembapan lingkungan yang tinggi, tetapi daunnya menjadi kuning jika akarnya terlalu basah, suhu udara 16-24 °C, dan menyukai naungan.
Morfologi
- Akar berupa rimpang yang kokoh dan tegak. Rimpang ditutupi oleh sisik yang halus, lebat, dan berwarna cokelat.
- Daun tunggal, muncul dari tengah tanaman membentuk kerucut terbalik atau roset menyerupai sarang burung, helaian daun berbentuk elips seperti pedang menyempit atau meruncing ke arah kedua ujung, panjang kira-kira 50-120 cm, dan lebar 10-20 cm, tepi daun rata dengan tekstur permukaan daun yang berombak/berkerut dan mengkilat, berwarna hijau, bagian bawah berwarna lebih pucat dengan garis-garis cokelat sepanjang anak tulang daun dan tersusun melingkar. Urat daun menyirip tunggal. Tulang daun menonjol di atas, rata di bawah, berwarna cokelat tua pada daun tua. Tangkai daun berwarna kuning pucat hingga hitam mengkilat, berlekuk di atas, dengan 2 untaian pembuluh di dasar yang bersatu ke atas menjadi untaian berlengan 4 tunggal.
- Sori biasanya agak panjang berbentuk seperti garis yang tersusun menyirip pada setiap helain daun, tersusun mengikuti venasi atau tulang daun, dilindungi oleh indusium sempit di bagian bawah daun, membuka secara normal ke arah pelepah daun, berwarna cokelat tua.
- Spora dengan sayap tidak beraturan, menebal, berwarna cokelat muda transparan saat segar, berubah menjadi cokelat tua. Sporangium kecil dan bertangkai.
Budidaya
Perbanyakan menggunakan spora. Perkecambahan spora lebih mudah dan efektif bila ditumbuhkan secara in vitro.
Kandungan Bahan Kimia
Alkaloid, tanin, oxalic acid, phenols, flavonoid (gliricidin7-O-hexoside, quercetin-7-O-rutinoside, kaempferol 3-gentiobioside-7,4'-diglucoside, kaempferol 3-vicianoside, kaempferol 3- O-glycoside, dan myricetin-3-O-rhamnoside).
Khasiat
Meningkatkan pertumbuhan rambut, memudahkan persalinan saat melahirkan, meredakan nyeri persalinan, menurunkan demam, mengatasi nyeri dada, bisul, luka, asma, kaki gajah, kelemahan, mengobati pilek, penyakit kuning, malaria, sariawan, halitosis (bau mulut), bersifat depuratif (pembersih darah), sedatif (penenang), kontrasepsi, antioksidan, antikanker, antibakteri, dan antivirus.
Bagian Tanaman Yang Dimanfaatkan
Ramuan Tradisional
1. Meredakan nyeri persalinan
- Siapkan daun kadaka secukupnya lalu cuci hingga bersih.
- Rebus daun hingga mendidih.
- Saring hasil rebusan.
- Minum selagi hangat.
2. Pilek
- Ambil daun kadaka secukupnya.
- Bakar daun hingga mengeluarkan asap.
- Hirup asap dari bakaran daun tersebut, lakukan sampai pilek terasa berkurang.
Sumber Referensi
- Royal Botanic Gardens. 2021. Plants of the World Online: Asplenium nidus L. http://www.plantsoftheworldonline.org/taxon/urn:lsid:ipni.org:names:17048040-1. 24-09-2021.
- Stuartxchange. 2019. Philippine Medicinal Plants: Pakpak-lauin. http://www.stuartxchange.org/Pakpak-Lauin.html. 24-09-2021.
- Flora Fauna Web. 2019. Asplenium nidus. https://www.nparks.gov.sg/florafaunaweb/flora/1/5/1541. 24-09-2021.
- PHYTOMED NEPAL. 2021. Asplenium nidus L. https://phytomednepal.com/plant/asplenium-nidus-l. 24-09-2021.
- BALITHI. 2020. Klasifikasi dan Deskripsi Botani Asplenium nidus L. http://balithi.litbang.pertanian.go.id/berita-591-klasifikasi-dan-deskripsi-botani-asplenium-nidus-l.html. 24-09-2021.
- Useful Tropical Plants Database. 2021. Asplenium nidus. https://tropical.theferns.info/viewtropical.php?id=Asplenium+nidus. 24-09-2021.
- Tropical Biodiversity. 2014. Asplenium nidus. https://blogs.reading.ac.uk/tropical-biodiversity/2014/01/asplenium-nidus-2/. 24-09-2021.
- PROSEA. 2016. Asplenium (PROSEA). https://uses.plantnet-project.org/en/Asplenium_(PROSEA). 24-09-2021.
- Jarial R et al. 2018. Potent anticancer, antioxidant and antibacterial activities of isolated flavonoids from Asplenium nidus. Journal of King Saun University-Science 30(2): 185-192.