Bawang merah

Allium ascalonicum L.

Amaryllidaceae

Lokasi di taman kami

Sayuran

Sinonim

Allium carneum Willd.

Cepa ascalonica (L.) Garsault

Porrum ascalonicum (L.) Rchb.

Habitus

Herba. Herba semusim, tinggi mencapai 60 cm

Bagian Yang Digunakan

  • Umbi

Syarat Tumbuh

  • Matahari Penuh

Habitat

  • Daratan

Penyebaran Tanaman

Bawang merah diduga berasal dari negara-negara Mediterania Timur hingga Jazirah Arab dan telah dibudidayakan semenjak 5.000 tahun yang lalu. Di Indonesia, sentra produksi bawang merah terbesar terdapat di Jawa Tengah yaitu daerah Brebes, Tegal, Boyolali, Pemalang, Magelang, Rembang, Kebumen, dan Pati. Tanaman komoditas sayuran ini umumnya digunakan di berbagai negara sebagai bumbu masak yang cenderung selalu dibutuhkan untuk pelengkap masakan sehari-hari. Umbi bawang juga dapat dikonsumsi mentah sebagai acar dan kulit umbinya sebagai pewarna. Selain itu, bawang merah juga memiliki manfaat bagi kesehatan sebagai obat tradisional. Kandungan senyawa allin dan allisin yang terkandung dalam bawang merah, berfungsi sebagai antimikroba yang bersifat bakterisida.

Nama Lokal

Pia (Batak), Bawang abang mirah (Aceh), Bawang beureum (Sunda), Bawang abang (Palembang), Brambang abang (Jawa), Bhabang mera (Madura), Jasun bang, Jasun mirah (BaIi), Lasuna mahamu (Sulawesi Utara), Bawa rohiha (Ternate).

Agroekologi

Bawang merah dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun dataran tinggi (0-900 m dpl). Tanaman ini rentan terhadap curah hujan tinggi, dimana curah hujan yang sesuai untuk pertumbuhannya antara 300-2.500 mm/th, dan suhu berkisar antara 25-32 °C, dengan kelembapan udara nisbi antara 80-90%. Menyukai daerah yang beriklim kering dengan suhu agak panas dan mendapat sinar matahari lebih dari 12 jam (pencahayaan ± 70%), dan terbuka (tidak memerlukan naungan). Jenis tanah yang paling baik yaitu lempung berpasir atau lempung berdebu dengan pH tanah 5,5-6,5, subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, memiliki drainase serta aerasi yang baik.

Morfologi

  • Akar serabut, berwarna putih, sistem perakaran dangkal.
  • Umbi berlapis, berwarna merah keunguan, berbentuk bulat telur, beraroma kuat, memiliki siung, berukuran lebih kecil dari bawang bombai.
  • Batang semu dan merupakan bagian kecil dari keseluruhan kuncup-kuncup.
  • Daun berwarna hijau muda hingga hijau tua dan setelah tua daun menguning, berbentuk silindris, memanjang dan berongga seperti pipa, ujung runcing dan subulate, tumbuh tegak, relatif lunak, jika diremas akan berbau spesifik.
  • Bunga majemuk berbentuk tandan yang bertangkai dengan 50-200 kuntum bunga. Pada ujung tangkai tandan terdapat bagian yang berbentuk kepala dan berujung agak runcing, dan di bagian tengah menggembung, bentuknya seperti pipa yang berlubang di dalamnya. Berbentuk bulat telur-lonjong, berwarna putih atau ungu pucat. Kuntum bunga terdiri atas enam benang sari yang berwarna hijau kekuning-kuningan, dan sebuah putik.
  • Buah berbentuk bulat dengan ujung tumpul.
  • Biji berbentuk agak pipih, berukuran kecil. Biji muda berwarna putih bening dan menjadi hitam setelah tua.

Budidaya

  • Perbanyakan secara generataif (biji) dan vegetatif (umbi).
  • Pemilihan bibit (umbi) berkualitas baik adalah berukuran sedang, sehat (warna mengkilat, tidak keropos, kulit tidak luka, keras), permukaan kulit luarnya licin, telah disimpan 2-3 bulan setelah panen.
  • Jarak tanam 20 x 15 cm atau 15 x 15 cm.
  • Waktu panen, biasanya pada umur 80-70 hari setelah tanam (setelah terlihat tanda-tanda 60% leher batang lunak, tanaman rebah, dan daun menguning).

Kandungan Bahan Kimia

Alkaloid, anthraquinones, cardiac glycosides, tanin, cyanogenetic glycosides, flavonoid (quercetin, isorhamnetin, quercetin 4’glucoside, quercetin 7-glucoside, quercetin 4’3-diglucoside, isorhamnetin 4’3-diglucoside), furostanol saponins (ascalonicoside A1 dan A2 (1,2) dan ascalonicoside B (4), allin, allisin, minyak atsiri.

Khasiat

Penurun panas, menurunkan kadar gula dan kolesterol dalam darah, mencegah penebalan dan pengerasan pembuluh darah dan maag, obat cacing, mengobati diare, nyeri pinggang, sakit kepala, sakit telinga (telinga berdengung), radang tenggorokan, batuk, nyeri saraf, masuk angin, gigitan serangga, membantu penyembuhan kanker payudara, bersifat afrodisiak, antioksidan, antijamur.

Bagian Tanaman Yang Dimanfaatkan

Ramuan Tradisional

1. Kanker payudara

  • Kupas dan cuci bawang merah di air mengalir sampai bersih.
  • Kunyah secara perlahan.
  • Konsumsi setiap hari.

2. Telinga berdengung atau tersengat serangga

  • Siapkan bawang merah secukupnya dan cuci sampai bersih.
  • Rebus sampai mendidih.
  • Saring dan ambil air rebusannya.
  • Tetes pada telinga yg berdengung atau oles pada kulit yang tersengat serangga.

Sumber Referensi

  1. Plants of the World Online. 2021. Allium ascalonicum L. http://www.plantsoftheworldonline.org/taxon/urn:lsid:ipni.org:names:30185627-2. 01-09-2021.
  2. StuartXchange. 2021. Philippine Medicinal Plants: Sibuyas tagalog. http://www.stuartxchange.org/SibuyasTagalog.html. 01-09-2021.
  3. Kemendag. Profil Komoditas: Bawang merah. https://ews.kemendag.go.id/sp2kp-landing/assets/pdf/131212_ANL_UPK_BawangMerah.pdf. 01-09-2021.
  4. Sudarminro Setyo Yuwono. 2015. Bawang merah (Allium ascalonicum L; Synon. A. cepa L. var ascalonicum Backer). https://ews.kemendag.go.id/sp2kp-landing/assets/pdf/131212_ANL_UPK_BawangMerah.pdfhttp://darsatop.lecture.ub.ac.id/2015/12/bawang-merah-allium-ascalonicum-l-synon-a-cepa-l-var-ascalonicum-backer/. 01-09-2021.