Secang

Biancaea sappan (L.) Tod.

Fabaceae

Lokasi di taman kami

Buah

Sinonim

Caesalpinia sappan L.

Caesalpinia angustifolia Salisb.

Caesalpinia sapang Noronha

Habitus

Semak. Perdu tahunan, dengan tinggi mencapai 5-10 m

Bagian Yang Digunakan

  • Biji
  • Kulit Batang
  • Akar
  • Batang

Syarat Tumbuh

  • Matahari Penuh
  • Butuh Keteduhan

Habitat

  • Hutan
  • Pinggir Jalan
  • Daerah Berbatu

Penyebaran Tanaman

Secang ditemukan pertama kali oleh Kimichi (seorang berkebangsaan Spanyol) di Brazil. Tanaman ini tumbuh subur dan tersebar di Eropa, Amerika, dan Asia. Telah lama dikenal masyarakat sebagai tanaman obat tradisional. Rebusan kayunya menghasilkan warna merah gading muda yang digunakan untuk pewarna anyaman, kue, minuman, atau sebagai tinta. Kandungan fenol utama dalam secang adalah brasilin yang memiliki efek antikanker.

Nama Lokal

Sopang (Toba), Seupeueng (Aceh), Sepang (Gayo), Sapang, Cacang (Minangkabau), Cang (Bali), Supa, Supang (Bima), Sapang (Makassar), Sepe (Rote), Sepel (Timor), Hapé (Sawu), Hong (Alor), Sefen (Weda), Sema (Manado).

Agroekologi

Tanaman ini ditemukan pada daerah tropis, di tempat terbuka pada ketinggian 500-1.000 m dpl. Tumbuh alami di hutan sekunder. Suhu tahunan 24-28 °C, curah hujan 700-4.300 mm/th. Tumbuh di tanah liat dan batuan berkapur, mentolerir tanah pasir, dan pH tanah 5-7,5.

Morfologi

  • Akar tunggang.
  • Batang berkayu, bulat, berduri, kulit tua warna cokelat keabu-abuan, kulit muda hijau.
  • Daun majemuk menyirip ganda, panjang 25-40 cm, anak daun berhadapan, bentuk lonjong, tepi rata, pangkal daun melekuk ke dalam.
  • Bunga majemuk, bentuk malai, keluar dari ujung tangkai, panjang 10-40 cm, kelopak bunga berambut halus di pinggir, kelopak bunga berwarna kuning, bentuk bulat dengan diameter 4-6 mm. Bunga tersusun atas empat kelopak, memiliki benang sari dan putik.
  • Buah polong, pipih, lonjong. Warna buahnya hijau dan akan berwarna hitam ketika masak.
  • Biji bulat memanjang, berwarna kuning kecokelatan, panjang 15-18 mm, lebar 8-11 mm, tebal 5-7 mm.

Budidaya

  • Perbanyakan dilakukan secara generatif (biji) maupun vegetatif (stek).
  • Kayunya dapat dipanen mulai umur 1-2 tahun.

Kandungan Bahan Kimia

Asam galat, brasilin, brazilein, sappanchalcone, sappanol, phangininoxy A, phanginin A, tanin, sappanone B, resorsin, asam palmilat, isoflavonoid, saponin, neocaesalpin A dan B.

Khasiat

Mengobati diare, sifilis, darah kotor, antivirus, antibakteri, buang air besar berdarah, malaria, tumor, katarak, maag, masuk angin, mengatasi kelelahan, osteoporosis, melegakan pernafasan, bersifat penawar racun, pengobatan sesudah persalinan, gangguan saraf.

Simplisia

  • Cuci kayu secang hingga bersih, kemudian tiriskan.
  • Potong-potong/serut kayu menjadi lebih kecil.
  • Keringkan kayu dengan bantuan panas sinar matahari.
  • Setelah kering, simpan dalam wadah tertutup dan terlindungi dari cahaya matahari.

Bagian Tanaman Yang Dimanfaatkan

Ramuan Tradisional

1. Mengobati buang air besar berdarah

  • Siapkan 1 jari kayu secang yang sudah kering, cuci bersih dan potong kecil-kecil. Rebus potongan kayu dengan 3 gelas air hingga mendidih dan air berkurang menjadi 1 ½ gelas. Saring, tambahkan madu sesuai selera agar tidak terlalu pahit.
  • Minum 2 kali sehari masing-masing ¾ gelas.

2. Melegakan pernafasan

  • Siapkan 5 g kayu secang, potong kecil-kecil.
  • Kemudian rebus dengan 2 gelas air selama 15 menit, dinginkan lalu saring.
  • Minum 2 kali sehari sama banyak pagi dan sore.

Sumber Referensi

  1. Deherba.com. 2018. Efektifkah Secang utuk Pengobatan Melena. https://www.deherba.com/secang-untuk-pengobatan-melena.html 28-05-2020.
  2. Acuan Sediaan Herbal Volume 6 Edisi Pertama. 2011. Badan Pengawas Obat dan Makanan.
  3. Sirait Midian dkk. 1985. Cara Pembuatan Simplisia. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta68.