Tapak Liman

Elephantopus scaber L.

Asteraceae

Lokasi di taman kami

Utama

Sinonim

Elephantopus sinuatus Zoll. & Moritzi

Asterocephalus cochinchinensis Spreng.

Scabiosa cochinchinensis Lour.

Habitus

Herba. Herba tahunan, tinggi mencapai 80 cm

Bagian Yang Digunakan

  • Daun
  • Bunga
  • Akar
  • Ranting

Syarat Tumbuh

  • Matahari Penuh
  • Curah Hujan Tinggi

Habitat

  • Hutan
  • Pinggir Jalan
  • Padang Rumput

Penyebaran Tanaman

Tapak liman merupakan tanaman asli Amerika tropis dan tersebar di Afrika tropis, Asia, dan Australia. Di Jawa, tanaman ini tumbuh liar bersama dengan tanaman herba lainnya dan telah lama digunakan sebagai tanaman obat karena adanya senyawa dan nutrisi yang dikandungnya, tetapi juga mempunyai efek samping seperti alergi dan stroke. Daun mudanya dapat dimasak sebagai sayuran.

Nama Lokal

Tutup bumi (Sumatra), Balagaduk cancang (Sunda), Tapak tangan (Jawa), Talpak tana (Madura).

Agroekologi

Tumbuh baik di ketinggian hingga 1.500 m dpl, dengan suhu 15-40 °C. Menyukai jenis tanah vertisol atau grumosol, tekstur berlempung atau lempung liat, pH tanah 5,8-6,7. Umumnya tumbuh liar di lapangan rumput dan pematang.

Morfologi

  • Akar bentuk tombak, akar sangat kuat.
  • Batang silindris, tegak, keras, warna hijau tua, permukaan berambut halus, berwarna putih.
  • Daun tunggal warna hijau tua agak kebiruan, panjang 35 cm, lebar 7 cm, tepi berlekuk untuk tanaman muda, pada tanaman dengan batang telah tinggi, daun lebih kecil, tepi rata.
  • Bunga majemuk, terkumpul dalam bongkol terlindung 3 daun seperti cawan.
  • Buah seperti tabung berwarna putih, panjang 1 cm, di ujung terdapat rambut warna putih.

Budidaya

  • Perbanyakan dengan biji dan anakan.
  • Tanam biji di polybag, ketika benih mulai besar, pindahkan ke pot masing-masing.
  • Setelah tinggi sekitar 10 cm atau lebih, tanam di tanah atau tempat permanen.

Kandungan Bahan Kimia

Elepahantopin, deoxyelephantopin, stigmasterol, flavonoid, epiprielinol, lupeol, stigmasterin, triacontan-1-ol, sesquiterpenes, asam fenolik, cyclosativene.

Khasiat

Penawar bisa ular, antibakteri (obat eksim, diare, sariaawan, batuk), antikanker, antiradang, antijamur, penurun demam (antipiretik), peluruh kencing, hepatitis, mengobati perut kembung.

Simplisia

  • Pilih daun segar dan tidak rusak. Cuci daun dengan air bersih mengalir, tiriskan dan iris tipis.
  • Jemur dengan menggunakan kain berwarna gelap.
  • Sortasi kering dari bahan asing yang tidak diinginkan.
  • Simpan simplisia di wadah atau kantong plastik yang kedap udara, pada suhu kamar dan terhindar dari matahari langsung.

Bagian Tanaman Yang Dimanfaatkan

Ramuan Tradisional

1. Demam

  • Rebus 2 lembar daun tapak liman dengan 2 gelas air hingga mendidih dan berkurang airnya separuh.
  • Dinginkan ramuan dan saring.
  • Minum 1 gelas sehari.

2. Perut kembung

  • Cuci bersih 60 g batang tapak liman.
  • Rebus dalam air secukupnya.
  • Bagi 2 air rebusan tersebut untuk 2 kali minum.

Sumber Referensi

  1. Dalimartha Setiawan. 2003. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Trubus Agriwidya, Jakarta.
  2. Hariana Arief. 2006. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Penebar Swadaya, Jakarta.
  3. Permadi Adi. 2008. Membuat Kebun Tanaman Obat. Pustaka Bunda, Jakarta.
  4. Suryo Joko. 2010. Cantik, Sehat dan Bugar dengan Herbal. B-First, Yogyakarta.
  5. Yunarti Titin. 2008. Ensiklopedia Tanaman Obat Tradisional. Jakarta 391-393.
  6. Tropical Plants Database, Ken Fern. tropical.theferns.info. Elephantopus scaber. http://tropical.theferns.info/viewtropical.php?id=Elephantopus+scaber 03-01-2021
  7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/187/2017. 2017. Formularium Ramuan Obat Tradisional Indonesia.
  8. Widyaningrum  Herlina. 2019. Kitab Tanaman Obat Nusantara. Media Pressindo, Jakarta.
  9. Sirait Midian dkk. 1985. Cara Pembuatan Simplisia. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta 70.