Waru
Hibiscus tiliaceus L.
Malvaceae
Lokasi di taman kami
Buah
Sinonim
Cistus tricuspis (Banks ex Cav.) Darwin
Abelmoschus guineensis Walp.
Hibiscus boninensis Nakai
Habitus
Pohon. Pohon tahunan, tinggi mencapai 5-10 m.
Bagian Yang Digunakan
- Daun
- Bunga
- Akar
- Batang
Syarat Tumbuh
- Matahari Penuh
- Tahan Kekeringan
Habitat
- Lahan Basah
- Pinggiran Sungai
- Pesisir
- Pinggir Jalan
- Daerah Semak
Penyebaran Tanaman
Tanaman waru tumbuh di sepanjang Lautan Hindia, dari Afrika Timur sampai Selatan dan Asia Tenggara, begitu juga Australia bagian utara dan timur. Waru telah lama dikenal sebagai tanaman peneduh di tepi jalan, tepi sungai dan tepi pantai. Daun muda dapat dikonsumsi sebagai sayur dan pembungkus tempe, juga digunakan sebagai produk komersil penyubur rambut (sampo).
Nama Lokal
Siron, Buluh, Bou, Tob, Melanding (Sumatra), Dadap laut (Pontianak), Waru laut, Waru lot, Waru lenga (Jawa), Wau, Kabaru, Fau (Nusa Tenggara), Papatale, Haru, Balo (Maluku), Lamogu, Molowagu (Sulawesi), Kasyanaf, Wakati (Papua).
Agroekologi
Tanaman tropis biasa ditemukan di pinggir pantai dengan ketinggian 800 m dpl. Tumbuh baik dengan curah hujan tahunan 900-2.500 mm/th, suhu rata-rata 24-41°C. Menyukai intensitas sinar matahari penuh, tanah subur pH 5-8,5 dengan kelembapan tinggi.
Morfologi
- Batang tinggi mencapai 15 m, diameter batang 40-50 cm, bercabang warna cokelat.
- Daun tunggal, bertangkai, berbentuk jantung, tidak berlekuk, diameter kurang dari 19 cm, menjari, sisi bawahnya berambut.
- Bunga merupakan bunga tunggal, bertajuk 8-11, berwarna kuning. Panjang kelopak 2,5 cm. Daun mahkota berbentuk kipas, panjang 5-7 cm, berwarna kuning dengan noda pada pangkal, kepala sari berwarna kuning.
- Buah bakal buah beruang 5, tiap rumah dibagi dua oleh sekat semu, berbentuk telur berparuh pendek dengan 5 katup, berisi banyak biji
Budidaya
- Perbanyakan dengan biji dan stek batang.
- Stek batang dilakukan dengan memilih ranting muda, potong sepanjang 10-15 cm di bawah mata tunas lalu tanam di polybag.
Kandungan Bahan Kimia
Flavonoid, tanin, vanillin, syriacusin A, hibiscolactone, fumaric acid, azelaic acid, succinic acid, rutin, stigmasterol, friedelin, pachysandiol, glutinol, lupeol, β-sitosterol.
Khasiat
Obat demam, batuk, diare, amandel, trakhoma, radang mata, bisul, masuk angin, membantu pertumbuhan rambut, mengatasi terlambat haid.
Simplisia
- Cuci bersih bunga waru dari kotoran yang menempel dengan air mengalir.
- Letakkan dalam wadah datar yang bersih, beri jarak antar bunga agar tidak menumpuk.
- Jemur di bawah sinar matahari dengan ditutup kain hitam tipis sampai benar-benar kering.
- Simpan bunga waru kering dalam botol kaca bersih lalu tutup rapat dan letakkan pada tempat yang jauh dari panas.
Bagian Tanaman Yang Dimanfaatkan
Ramuan Tradisional
1. Obat bisul
- Petik beberapa daun segar lalu cuci bersih.
- Remas-remas atau layukan
- Tempel di atas bisul.
2. Penyubur rambut
- Petik beberapa daun muda segarlalu cuci bersih.
- Remas-remas daun kemudian oleskan di kulit kepala dan rambut.
- Diamkan beberapa saat lalu keramas dengan shampo sampai bersih.
Sumber Referensi
- National Parks. Flora & Fauna Web. Hibiscus tiliaceus L. https://www.nparks.gov.sg/florafaunaweb/flora/2/9/2954.15-01-2021.
- S Suwandi dan H Rina L. 2014. Perbanyakan Vegetatif Dan Penanaman Waru (Hibiscus tiliaceus): untuk kerajinan dan obat (obat bisul dan penyubur Rambut). IPB Press https://www.forda-mof.org/files/buku_11_Waru.pdf. 30-10-2020.
- Stuartxchange. Philippine Medicinal Plants. Malabago. http://www.stuartxchange.com/Malabago.html.15-01-2021.