Pirdot

Saurauia bracteosa DC.

Actinidiaceae

Lokasi di taman kami

Utama

Sinonim

Saurauia blumeana Spreng.

Saurauia gigantea Blume

Habitus

Pohon. Pohon tahunan, tinggi mencapai 3-15 m. 

Bagian Yang Digunakan

  • Daun
  • Bunga

Syarat Tumbuh

  • Matahari Penuh
  • Butuh Keteduhan

Habitat

  • Pinggiran Sungai
  • Hutan
  • Pegunungan

Penyebaran Tanaman

Pirdot merupakan tanaman endemik yang tumbuh di berbagai tempat diIndonesia. Tersebar luas di seluruh Jawa dan Bali pada zona sub Montana dan di pegunungan Jawa, Sumatra, dan Sulawesi Barat Daya pada zona sub montana. Di Sumatra Utara, pirdot banyak ditemukan di Kabupaten Simalungun hingga keTapanuli Selatan. Zaman dahulu, Suku Batak memanfaatkan pirdot secara tradisional sebagai tanaman obat, salah satunya untuk mengobati luka sayat yang dapat diaplikasikan baik pada manusia maupun hewan ternak. 

Nama Lokal

Ki leho (Sunda), Lotrok (Jawa), Soyogik (Manado).

Agroekologi

Pirdot banyak dijumpai di tempat-tempat terbuka, hutan hujan, sepanjang aliran sungai,dekat air terjun, di tempat lembab dan basah pada ketinggian 600-1.200 m dpl. Tumbuh di tempat yang teduh, tanah berpasir, banyak humus, dan tanah liat. 

Morfologi

  • Batang berwarna cokelat, mudah patah.
  • Daun berbentuk lonjong–jorong, tulang daun menyirip. Tepi bergerigi, meruncing diujung dan bulat di pangkal. Permukaan atas berwarna hijau dan bagian bawah berwarna kecokelatan. Permukaan daun muda berbulu, tetapi tidak berbulu saat dewasa.
  • Bunga memiliki mahkota bercelah di ujung,putih, menyatu di bagian dasar. Kelopak lebih pendek dibandingkan mahkota. Benang sari kuning, berjumlah 30–50.
  • Buah bulat seperti kelereng bewarna hijau tua ketika masih muda, berbulu, berlendir.
  • Biji bulat tak beraturan, kecil, cokelat.

Budidaya

Perbanyakan secara vegetatif (stek pucuk dan batang) dan generatif (biji). 

Kandungan Bahan Kimia

Triterpenoid pentasiklik, asam oleanolat,senyawa fenolik, flavonoid, saponin, alkaloid, anthraquinones, steroid, tannin, coumarins, minyak esential. 

Khasiat

Memiliki aktivitas antibakteri, antioksidan,mengobati asam urat, kanker, kudis,menurunkan tekanan darah tinggi, menurunkan kadar gula darah, mengobati luka sayat (manusia dan ternak), mengurangi rasa tegang di leher, meningkatkan stamina. 

Simplisia

  • Pilih daun yang segar dan sehat. Cuci bersih dengan air mengalir dan biarkan layu pada suhu kamar hingga 1 hari.
  • Susun daun di atas nampan, tutupi dengan kain hitam, keringkan di bawah sinar matahari selama 1 hari kemudian keringkan dengan oven pada suhu 60 ºC selama 2-4 jam.
  • Haluskan daun yang sudah kering hingga berbentuk serbuk.
  • Simpan dalam wadah tertutup dan kedap udara. 

Bagian Tanaman Yang Dimanfaatkan

Ramuan Tradisional

Menurunkan kadar gula darah

  • Keringkan 7 lembar daun terlebih dahulu.
  • Rebus daun pirdot yang telah kering tersebut dalam wadah yang berisi 3 gelas air sampai air yang tersisa tinggal 1 gelas, dinginkan.
  • Minum 2 kali sehari, pada pagi dan sore hari.

Sumber Referensi

  1. Ali C, Aminah A. 2017. Perkembangan bunga dan buah Pirdot (Saurauia bracteosa DC.) Di Arboretum Aek Nauli. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman 14(2): 103-114.
  2. Kadji, Miranty H, Runtuwene MRJ, Citraningtyas G. 2013. Uji Fitokimia dan aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol daun Soyogik (Saurauia bracteosa DC). PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi –UNSRAT 2(2).
  3. Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. 2019. Pirdosol herbal Pirdot anti diabetes produk Balitbang LHK Aek Nauli.  https://www.menlhk.go.id/index.php  23-12-1019
  4. Lisi AKF, Runtuwene MRJ, Wewengkang DS. 2017. Uji fitokimia dan aktivitas antioksidan dari ekstrak methanol bunga Soyogik (Saurauia bracteosa DC.). PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi 6(1):53-61.
  5. Situmeang Boima, Suparman AR, Kadarusman M, Parumbak AS, Herlina T. 2018. Isolasi senyawa triterpenoid dari ekstrak etil asetat Pirdot (Saurauia vulcani. Kurth). Jurnal Kimia VALENSI: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Ilm u Kimia 4(2): 93-97.