Kacang Gude

Cajanus cajan (L.) Huth

Fabaceae

Lokasi di taman kami

Sayuran

Sinonim

Cajanum thora Raf.

Cajanus bicolor DC.

Cajanus flavus DC.

Habitus

Semak. Perdu tahunan, tinggi mencapai 4 m

Bagian Yang Digunakan

  • Daun
  • Biji
  • Akar
  • Batang

Syarat Tumbuh

  • Matahari Penuh
  • Tahan Kekeringan

Habitat

  • Daerah Semak
  • Padang Rumput

Penyebaran Tanaman

Kacang gude berasal dari India dan menyebar ke Asia Tenggara. Sampai di Afrika kurang lebih 2.000 tahun SM, lalu ke Amerika dibawa oleh para budak. Tanaman ini memiliki khasiat sebagai obat, juga merupakan salah satu sumber pangan di India dan Asia Tenggara. Polong dan daunnya dapat dikonsumsi sebagai sayuran. Bijinya digunakan sebagai pengganti kedelai untuk membuat tempe atau tahu.

Nama Lokal

Ritik lias (Batak, Karo), Koro gude (Jawa), Binatung (Makassar), Kacang hiris (Sunda), Kance (Bugis), Undis (Bali), Kacang kaju (Madura).

Agroekologi

Umumnya ditemukan pada daerah tropis di dataran rendah sampai ketinggian 1.500 m dpl, suhu 20-30 °C, curah hujan 500-1.000 mm/th. Tidak menyukai tanah yang sangat asam, tumbuh baik pada kisaran pH tanah 5,5-6,5. Toleran terhadap kekeringan dan menyukai sinar matahari penuh.

Morfologi

  • Akar tunggang, memiliki rhizobium.
  • Batang berkayu, bulat, beralur, berbulu, hijau kecokelatan.
  • Daun berdaun tiga, tersusun spiral pada batang, berlekuk di bagian atas, lidah daun kecil, oval, berbulu.
  • Bunga majemuk, berbentuk kupu-kupu, mahkota dan serbuk sari berwarna kuning, putiknya berjumlah satu, tandan bunga kecil, tumbuh di pucuk atau ketiak daun.
  • Buah polong pipih lurus atau berbentuk sabit panjang 4-10 cm, berisi 2-9 biji, berwarna hijau.
  • Biji bulat atau oval, warna bervariasi yaitu putih keabu-abuan, merah, cokelat, keunguan.

Budidaya

Perbanyakan secara generatif (biji). Biji dapat berkecambah 2-3 minggu setelah disemai.

Kandungan Bahan Kimia

Flavonoid, saponin, polifenol, tanin, alkaloid, cyanogenic glycosides, antosianin, cajanin, anthraquinone glucoside, genistein, longistylin.

Khasiat

Mengobati luka, hepatitis, disentri, diabetes, kurap, cacar api, batuk, diare, gangguan perut, sariawan, sakit kuning, cacingan, memar, gatal-gatal, malaria, kerusakan hati akibat minuman keras, memiliki aktivitas sebagai antikanker, antioksidan, dan antibakteri.

Bagian Tanaman Yang Dimanfaatkan

Ramuan Tradisional

Herpes zoster

  • Cuci dan haluskan 10-20 lembar daun segar.
  • Balurkan pada gelembung-gelembung herpes lalu tutup dengan kain kasa, ganti 3-4 kali sehari.

Sakit di dalam mulut

  • Cuci 5-10 lembar daun gude yang masih muda.
  • Kunyah beberapa saat kemudian buang ampasnya.

Pengobatan batuk, diare dan gangguan perut

  • Siapkan 80 g daun gude segar dan 3 gelas air.
  • Rebus daun hingga mendidih dan air yang tersisa separuhnya, dinginkan kemudian saring.
  • Minum 3 kali sehari, masing-masing 1⁄2 gelas.

Sumber Referensi

  1. Tropical Plants Database, Ken Fern. (2014). Cajanus cajan. http://tropical.theferns.info/viewtropical.php?id=Cajanus+cajan. 02-02-2021.
  2. Lim, T.K. (2012). Edible Medicinal And Non-Medicinal Plants: Volume 2, Fruits. New York, Springer. pg549.
  3. Dilipkumar Pal, Pragya Mishra, Neetu Sachan, and Ashoke K. Ghosh. (2011). Biological activities and medicinal properties of Cajanus cajan (L) Millsp. J Adv Pharm Technol Res. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3255353/. 02-02-2021.
  4. StuartXchange. (2016). Philippine Medicinal Plants. Kadios. http://www.stuartxchange.org/Kadios.html. 02-02-2021.
  5. Aja PM, Alum EU, Ezeani NN, Nwali BU, Edwin N. 2015. Comparative Phytochemical Composition of Cajanus cajan Leaf and Seed. International Journal of Microbiological Research 6 (1): 42-46
  6. Pal D, Mishra P, Sachan N, Ghosh AK. 2011. Biological activities and medicinal properties of Cajanus cajan (L) Millsp. J. Adv. Pharm. Technol. Res. 2(4): 207–214
  7. Prosea. 1992. Pulses. Eds Van der Maesen LJG, Somaatmadja S.
  8. Sahu M, Verma D, Harris KK. 2014. Phytochemical analysis of the leaf, stem and seed extracts of Cajanus cajan L. (Dicotyledoneae: Fabaceae). World Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences 3(8): 1-40.