Kacapiring

Penyebaran Tanaman

Tanaman ini berasal dari China dan Jepang. Paling sering ditemukan tumbuh liar di Vietnam, China Selatan, Korea, Taiwan, Jepang, Myanmar, India, dan Bangladesh. Kacapiring seringkali ditanam sebagai tanaman hias atau tanaman pagar hijau yang bunganya beraroma harum. Selain itu, kacapiring dapat digunakan sebagai penambah aroma wangi pada teh dan parfum.

Nama Lokal

Raja puteh, Meulu bruek (Aceh), Ceplok piring (Jawa), Jempiring (Bali).

Agroekologi

Tanaman ini dapat ditemukan pada daerah pegunungan dengan ketinggian 400 m dpl dan dapat berbuah optimal pada ketinggian sekitar 900 m dpl. Menyukai kondisi tanah asam dengan pH antara 5,0-6,5.

Morfologi

• Batang bulat berkayu, bercabang.
• Daun berlapis lilin, letaknya berhadapan atau berkarang tiga, tebal, dan licin, bentuknya elips atau bulat telur sungsang, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, permukaan mengkilap, panjang 4,5-13 cm, lebar 2-5 cm, warnanya hijau tua.
• Bunga soliter, beraroma harum, bertangkai pendek, warnanya putih, berada di ujung ranting.
• Buah bulat telur, kecil, kulitnya tipis, hijau menjadi jingga saat matang, berbiji banyak.

Budidaya

• Perbanyakan dengan stek batang dan pencangkokan.
• Meletakkan bibit pada lokasi dengan drainase yang baik dan cerah.

Kandungan Bahan Kimia

Saponin, flavonoid, polifenol, crocetin, crosin, scandosida, tanin, minyak atsiri, imperatorin, geniposide, iridoid, linalool, syringic acid, vanillic acid, kaempferol.

Khasiat

Buah: mengatasi demam, radang hati, radang selaput lendir kandung kencing, radang payudara, kencing darah, batuk darah, sakit tenggorokan, sariawan, sakit gigi, disentri, mata bengkak dan nyeri. Daun: mengatasi demam, sesak nafas, tekanan darah tinggi, sariawan.

Simplisia

• Siapkan kulit batang dan akar kacapiring lalu cuci bersih.
• Keringkan dalam ruang pengering sampai diperoleh kadar air 10%.
• Setelah kering, haluskan dengan blender.
• Simpan bubuknya ke dalam wadah yang kedap udara dan steril.