Temulawak

Curcuma zanthorrhiza Roxb.

Zingiberaceae

Lokasi di taman kami

Utama

Sinonim

Habitus

Herba. Herba tegak tahunan, tinggi mencapai 2 m

Bagian Yang Digunakan

  • Rimpang

Syarat Tumbuh

  • Butuh Keteduhan

Habitat

  • Pinggiran Sungai
  • Hutan
  • Daerah Semak

Penyebaran Tanaman

Merupakan salah satu tanaman obat asli Indonesia (Ambon, Bali, Jawa). Saat ini, sebagian besar dibudidayakan di Jawa dan Semenanjung Malaysia, bahkan hingga India dan Thailand. Temulawak sering digunakan masyarakat sebagai bahan pengobatan tradisional dan banyak ditemukan di hutan-hutan di daerah tropis. Temulawak diyakini dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan meningkatkan nafsu makan.

Nama Lokal

Koneng gede (Sunda), Temu lebak (Madura).

Agroekologi

Tumbuh baik pada ketinggian hingga 750 m dpl, tekstur tanah liat berpasir, gembur, subur, kaya bahan organik, dan tanah yang lembap. Mampu beradaptasi di tempat terbuka maupun di bawah tegakan pohon, dengan suhu tahunan 28-34 ºC, curah hujan ± 223,97 mm/th.

Morfologi

  • Rimpang bercabang kuat, besar, berwarna cokelat kemerahan, kuning tua atau berwarna hijau gelap. Daging rimpang berwarna jingga tua atau kecokelatan, beraroma tajam menyengat, rasanya pahit.
  • Batang semu, bagian dari pelepah daun yang tegak dan saling bertumpang tindih, berwarna hijau hingga cokelat gelap.
  • Daun memanjang, hijau atau cokelat keunguan terang sampai gelap. Panjang daun 31-84 cm dan lebar 10-18 cm. Setiap helaian dihubungkan dengan pelepah dan tangkai daun agak panjang.
  • Bunga bergerombol. Helaian bunga bundar memanjang, putih, ujung berwarna merah.

Budidaya

  • Perbanyakan secara vegetatif yaitu anakan yang tumbuh dari rimpang tua berumur 10-12 bulan, bibit ditunaskan di tempat lembap dan gelap selama 2-3 minggu sebelum ditanam. Cara lain, potong rimpang tua yang sudah memiliki tunas.
  • Waktu panen pada umur 11-12 bulan.

Kandungan Bahan Kimia

Xanthorizol, kurkumin, myrcene, linelool, zingiberene, camphor, geranyl acetate, zerumbone, 𝛽-curcumene, ar-curcumene, sikloisoprenmirsen, karbinol, turmerol, geraniol, fenolik, saponin, flavonoid, tanin, alkaloid.

Khasiat

Mengatasi letih lesu, tekanan darah tinggi, alergi, antikanker, sakit ginjal dan pinggang, menambah nafsu makan, mengatasi masalah pencernaan.

Simplisia

  • Siapkan rimpang temulawak, bersihkan dari kotoran kemudian cuci dan tiriskan. Timbang bahan lalu rajang tipis-tipis.
  • Susun umbi di atas wadah dan kering anginkan selama 7 hari.
  • Setelah kering, kemas dalam plastik dan vakum.

Bagian Tanaman Yang Dimanfaatkan

Ramuan Tradisional

1. Menambah nafsu makan

  • Siapkan 250 g temulawak, 50 g kunyit, 100 g gula merah iris dan 1.200 ml air.
  • Rebus semua bahan dengan api kecil hingga mendidih dan airnya sedikit berkurang.
  • Minum 1-2 kali sehari.

2. Alergi

  • Persiapkan 20 g temulawak iris, 10 g asam jawa, dan gula aren secukupnya.
  • Rebus semua bahan dengan 500 ml air hingga mendidih dan tersisa 250 ml air.
  • Minum ramuan sekaligus, ulangi selama 5 hari.

Sumber Referensi

  1. Aznam N, Atun S. 2016. Pharmacological test of herbal products from T temulawak (Curcuma Xanthorhiza) as antihypercholesterol by In Vivo. I.J.P.P.R. 8(5): 807-811.
  2. Batubaraa I, Julitaa I, Darusmana LK, Muddathirc AM , Mitsunaga T. 2015. Flower Bracts of Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) for Skin Care: Anti-Acne and Whitening Agents. Procedia chemistry 14:216-224.
  3. Dinas Pertanian DIY. Temulawak. https://distan.jogjaprov.go.id/wp-content/download/tanaman_obat/temulawak.pdf
  4. Helen MPA, Gomathy SK, Jayasree S, Nizzy AM, Rajagopal B, Jeeva S. 2012. Phytochemical characterization and antimicrobial activity of Curcuma xanthorrhiza Roxb. Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine: 637-640.
  5. Julita I. 2013. Daun pelindung bunga temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb.) sebagai inhibitor tirosinase dan antioksidan. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
  6. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Formularium Ramuan Obat Tradisional Indonesia.
  7. Prosea. 2016. Curcuma xanthorrhiza. https://uses.plantnet-project.org/en/Curcuma xanthorrhiza (PROSEA) 10-12-2019
  8. Rosidi A. 2014. Pengaruh pemberian ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) terhadap stres oksidatif dan kesegaran jasmani atlet. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
  9. Wahyuni S. 2012. Penapisan senyawa aktif bunga dan daun temulawak (Curcuma xanthorrhiza) sebagai antioksidan. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
  10. Wijayanto EA. 2013. Kandungan kurkuminoid dan daya antioksidan aksesi temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) asal Sukabumi. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
  11. Katarina Purba. 2020. Menambah Nafsu Makan. Kebun Lae Butar.
  12. W Hembing. 2008. Ramuan Lengkap Herbal Taklukan penyakit. Niaga Swadaya.
  13. Sirait Midian, dkk. 1985. Cara Pembuatan Simplisia. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta 73