Purwaceng Gunung
Artemisia lactiflora Wall. ex DC.
Asteraceae
Lokasi di taman kami
Utama
Sinonim
Artemisia lactiflora f. henryana Pamp.
Artemisia lactiflora f. septemlobata (H.Lév. & Vaniot) Pamp.
Artemisia septemlobata H.Lév. & Vaniot
Habitus
Herba. Herba tahunan, tinggi mencapai 50-150 cm.
Bagian Yang Digunakan
- Daun
- Ranting
Syarat Tumbuh
- Matahari Penuh
- Butuh Keteduhan
- Tahan Kekeringan
Habitat
- Pinggiran Sungai
- Hutan
- Pinggir Jalan
- Daerah Semak
Penyebaran Tanaman
Tersebar hampir di wilayah Asia Tenggara (Thailand, Laos, Kamboja, Singapura, dan Indonesia) hingga China bagian selatan, dan India bagian barat. Umumnya tumbuh liar di hutan, semak belukar, ngarai, lereng, tepi jalan, tepi sungai, dan belukar. Daun dapat diolah dengan cara dimasak dan dimakan sebagai sayuran terutama dalam hidangan ikan karena dapat mengurangi bau amis dalam masakan. Di China, daun, batang, dan bunga digunakan sebagai obat tradisional untuk mengatasi gangguan menstruasi pada wanita.
Nama Lokal
Informasi tidak ditemukan. Butuh penelusuran lebih lanjut..
Agroekologi
Tumbuh optimal di tempat dengan ketinggian 800-2.300 m dpl. Adaptasi luas mulai dari daerah dua musim hingga ke empat musim. Menyukai tanah subur dengan kelembapan tinggi, kondisi sedikit naungan, sejuk serta terhindar sinar matahari langsung.
Morfologi
- Akar serabut berwarna putih kekuningan.
- Batang bulat, beruas-ruas, licin, berwarna hijau keunguan.
- Daun majemuk, anak daun bentuknya seperti kaki bebek, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi bergerigi, pertulangan daun tegas, warna hijau, mengkilap.
- Bunga majemuk, tandan di ujung batang, kelopak hijau, bentuk bintang, berlekuk 5, mahkota halus mengelilingi cawan bunga tempat benang sari dan putik, putih gading.
- Biji lanset, kecil, berwarna cokelat.
Budidaya
Perbanyakan secara generatif (menggunakan biji) maupun vegetatif (stek batang dan anakan).
Kandungan Bahan Kimia
7-hydroxycoumarin, 7-methoxycoumarin, balanophonin, aurantiamide, aurantiamide acetate, isovitexin, kaempferol-3-O-beta-drutinoside, rutin, caffeic acid ethyl ester, quercetin, methyl 3, 5-di-O-caffeoyl quinate, methyl 3, 4-di-O-caffeoyl quinate, stigmasterol, saponin, kardenolin, flavonoid, minyak atsiri.
Khasiat
Afrodisiak, tonik, peluruh haid, memperlancar air seni, meredakan sakit perut, memiliki aktivitas sebagai antioksidan, antidiuretik, dan antiradang.
Simplisia
- Petik daun purwaceng gunung segar. Cuci bersih dengan air mengalir.
- Iris tipis-tipis dan dikeringanginkan di bawah naungan selama beberapa hari atau keringkan menggunakan oven bersuhu 40 °C hingga kering merata.
- Simpan simplisia dalam wadah tertutup, tidak tembus cahaya dan pada suhu ruang.
Bagian Tanaman Yang Dimanfaatkan
Ramuan Tradisional
1. Haid tidak teratur
- Siapkan 60 g daun purwaceng gunung segar dan 400 ml air.
- Rebus daun hingga mendidih selama 10 menit, saring, dinginkan dan minum 2 kali sehari (pagi dan sore hari).
2. Sakit perut
- Siapkan 30-60 g seluruh bagian tanaman purwaceng gunung segar dicuci hingga bersih.
- Rebus dengan 200 ml air hingga mendidih selama 5 menit.
- Saring dan dinginkan. Minum 2-3 kali sehari.
Sumber Referensi
- Widiyaningrum Herlina. 2019. Kitab Tanaman Obat Nusantara. Media Pressindo, Jakarta.