Srikaya Nanas (salah foto)

Penyebaran Tanaman

Srikaya nanas atau Annona mucosa memiliki sebaran alami yang luas, mulai dari Peru dan Argentina Utara, Paraguay dan Brasil dan ke utara hingga Guyana, Venezuela, Kolombia, dan Meksiko Selatan, kemudian Trinidad, Antillen Kecil termasuk Guadeloupe, Martinik dan St. Vincent, Puerto Riko dan Hispaniola. Srikaya nanas diperkenalkan ke Amerika Serikat dari Brasil pada tahun 1908, dan ke Departemen Pertanian Amerika Serikat pada tahun 1914. Dibawa ke Filipina sebelum tahun 1915, meskipun sekarang banyak ditemukan di Kalimantan dan Sumatra (Indonesia). Spesies ini populer di wilayah Amazon Amerika Selatan dan di Indonesia, khususnya di pulau Kalimantan. Di Amazon, buahnya sangat diharga dan telah digunakan selama berabad-abad untuk tujuan pengobatan dan kuliner. Buahnya dapat dimakan langsung, atau sebagai bahan campuran dalam es krim, jus, milkshake, pai, dan kue. Di Brasil, banyak koki menggunakan buahnya untuk memasak dan juga digunakan sebagai bahan dalam pembuatan wine. Buah srikaya nanas ini kaya akan vitamin C, B dan E, dan merupakan sumber kalsium, fosfor, potasium, magnesium, besi, serat yang baik. Kayu pohonnya yang keras dan berat digunakan untuk membuat tiang kapal, kotak, dan tulang rusuk kano. Bijinya memiliki senyawa insektisida yang berpotensi untuk digunakan dalam pengendalian hama biji-bijian sereal yang disimpan, juga banyak dimanfaatkan masyarakat untuk membuat kalung dan gelang.

Nama Lokal

Informasi tidak ditemukan. Butuh penelusuran lebih lanjut.

Agroekologi

Srikaya nanas dapat ditemukan tumbuh di hutan kapur lembap dataran rendah dari permukaan laut hingga sekitar 600 m dpl. Spesies ini memiliki pertumbuhan yang cepat, namun tidak tahan terhadap embun beku dan kondisi kekeringan serta sangat rentan terhadap kerusakan angin, terutama saat masih muda. Tanaman srikaya nanas paling baik tumbuh dalam kondisi tropis yang hangat, di bawah sinar matahari penuh, serta dapat tumbuh di tanah ringan (berpasir), sedang (lempung) dan berat (lempung) dan lebih menyukai tanah yang subur, lembap dan berdrainase baik.

Morfologi

• Batang padat, tebal, kebiasaan pertumbuhan bercabang banyak, kayu berwarna kekuningan, bertekstur sedang dan kuat tetapi tidak tahan lama.
• Daun berwarna hijau muda, berbentuk lonjong-elips atau ovate-oblong (bentuk telur memanjang), ujung daun runcing, pangkal daun membulat, tipis tapi agak kasar dan berbulu di bagian bawah, urat-urat yang jelas di bagian belakang seperti tulang rusuk ikan. Vena berwarna agak kuning hijau.
• Bunga biseksual, berwarna krem atau kuning, berbentuk segitiga dengan 3 sepal berbulu, 3 petal luar besar berdaging dengan sayap terbalik atau horizontal, dan 3 petal dalam yang belum sempurna. Sekitar 1-3 bunga segitiga dihasilkan di ketiak daun (ruang antara permukaan atas daun dan batang) atau soliter, hermafrodit, ditanggung pada tangkai panjang dan menunjukkan protogynous dichogamy. Bunga yang tidak diserbuki rontok dan bunga yang diserbuki menjadi buah kecil.
• Buah berbentuk kerucut atau hati, diameter 15 - 20 cm, kulitnya berwarna kuning dan terdiri dari kurang lebih heksagonal, segmen berbentuk kerucut, masing-masing berujung dengan tonjolan seperti kutil, kasar, keras, dan tidak pecah-pecah. Buah matang berubah dari warna hijau menjadi kuning. Daging buahnya berwarna putih, berlendir, bening, berair, memiliki rasa asam manis dengan nuansa nanas, pisang, kelapa, dan rasa tropis lainnya. Kulit rapuh mengandung karpel berbentuk piramidal berwarna putih susu, biasanya mengandung biji.
• Biji berwarna hitam atau cokelat tua, berbentuk elips kecil.

Budidaya

• Perbanyakan tanaman melalui biji dan grafting.
• Untuk mempercepat perkecambahan perlu dilakukan skarifikasi, karena bijinya memiliki kulit yang keras. Proses skarifikasi dilakukan dengan merendam biji dalam air hangat selama 12-24 jam. Tabur biji dan tempatkan dalam posisi teduh sebagian di lahan semai. Perkecambahan membutuhkan waktu sekitar satu bulan dan rata-rata keberhasilan 80 persen. Setelah bibit mencapai tinggi 6 - 8 cm, pindahtanamkan bibit ke dalam wadah/pot individu.
• Tanaman mulai berbuah setelah berumur sekitar 4 tahun.

Kandungan Bahan Kimia

Oleanane tipe triterpene baru (yang dicirikan sebagai 3α, 24-diacetoxy-12-oleanene), flavonoids (quercetin 3-O-ß-D-glucoside, quercetin 3-O- α-darabinoside, kaempferol 3-O-ß-D-galactoside, isoquercetin, hyperin, rutin, dan astralgin), N-methoxycarbonyl aporphine alkaloid (romucosine A, romucosine B, romucosine C, romucosine D, N-methoxycarbonyl-nornuciferine), oxoaporphines (liriodenine dan lanuginosine), aporphines (anonaine dan N-formylanonaine), morphinanedienone alkaloid, pallidine, N-methoxycarbonyl aporphine baru ((-)-3-chlororomucosine A), 4 acetogenins, rolliniastatin-1 dan -2, jimenezin, dan satu novel, dan 3 lignan (magnolin, membrin, dan eudesmin), asam amino penting (lisin, metionin, treonin, dan triptofan).

Khasiat

Mengobati rematik, tumor, stimulan dan membantu mendinginkan tubuh saat kepanasan (meredakan demam) dan iritasi internal, mencegah penyakit kudis, obat enterokolitis (infeksi usus), melancarkan pencernaan, meningkatkan daya tahan tubuh, menjaga kesehatan jantung, mengurangi penyerapan kolesterol, mencegah kanker, menguatkan tulang dan otot, menyuburkan rambut, memperbaiki kerusakan sel (membantu proses penyembuhan luka, mencegah penuaan dini). Memiliki aktivitas sebagai antioksidan.