Pakis Ekor Ikan

Microsorum punctatum (L.) Copel.

Polypodiaceae

Lokasi di taman kami

Rumah Kaca

Sinonim

Phymatodes linguata (Sw.) C.Presl

Pleopeltis punctata (L.) Bedd.

Polypodium punctatum (L.) Sw.

Habitus

Pakis. Tanaman paku-pakuan, epifit atau litofit, tahunan (perennial), mampu tumbuh hingga tinggi 60 - 80 cm dan lebar 20 - 30 cm

Bagian Yang Digunakan

  • Daun
  • Rimpang

Syarat Tumbuh

  • Butuh Keteduhan
  • Tahan Kekeringan

Habitat

  • Hutan

Penyebaran Tanaman

Microsorum punctatum atau Pakis Ekor Ikan merupakan salah satu tanaman dari keluarga Polypodiaceae yang tersebar luas di daerah tropis dan subtropis Dunia Lama dari Afrika Barat dan India hingga Tahiti, ke utara hingga China Selatan dan Asia Tenggara, Australia Utara, dan Pasifik. Spesies ini memiliki potensi tinggi sebagai tanaman hias dan daun potong, dan telah dibudidayakan dalam skala besar di Filipina. Tanaman hias ini dapat ditempatkan di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Di distrik Dhemaji dan Lakhimpur, M. punctatum juga digunakan dalam pembuatan Apong (sejenis bir beras). Dalam ritual kepercayaan, spesies ini juga memiliki nilai bagi masyarakat, digunakan untuk menenangkan roh. Selain itu M. punctatum juga memiliki nilai sebagai tanaman obat. Digunakan secara tradisional oleh masyarakat sebagai bahan dalam pengobatan berbagai keluhan penyakit, diantaranya dipercaya masyarakat mampu menyembuhkan batuk dan luka.

Nama Lokal

Teke (Timor), Wassanke (Alor), Saugtikel (Manggarai, Flores), Pakis sarang burung.

Agroekologi

M. punctatum biasanya tumbuh sebagai epifit pada batang dan cabang pohon, tetapi dapat juga terestrial di berbagai jenis hutan (hutan hujan primer, hutan hujan sekunder), tebing pedalaman, lahan pertanian, area terganggu atau terbuka, kadang-kadang di sabana tetapi juga di lokasi basah, paling umum di dataran rendah tetapi terjadi hingga ketinggian 2.800 m dpl. M. punctatum juga sering ditemukan tumbuh di bebatuan dekat sungai di hutan. Spesies ini tumbuh baik di daerah dengan kondisi teduh (ternaungi sebagian maupun ternaungi penuh), tetapi dapat mentolerir kondisi di bawah sinar matahari penuh. Pertumbuhannya juga menyukai daerah dengan kelembapan atau tingkat kelembapan yang baik, namun mampu mentolerir periode kekeringan (singkat) di zona akar.

Morfologi

  • Rimpang merayap dengan cepat, tegak, pendek, tebal, putih berlilin, tanpa selubung sirkumvaskular, berdiameter sekitar 8 mm. Bersisik padat di puncak, pseudopeltate, berbentuk bulat telur hingga segitiga.
  • Daun sederhana, subcoriaceous, permukaannya kasar, berwarna hijau muda-pucat, berbentuk lonjong sempit hingga lanset, panjang daunnya hingga 1,6 m dengan lebar sekitar 15 cm, agak berdaging. Pangkal melengkung menjadi sayap di sepanjang tangkai daun, tepi daun rata hingga bergelombang atau berlobus tidak beraturan, ujung (puncak) daun membulat hingga meruncing (acuminate), bercabang di berbagai segmen di puncaknya menyerupai ekor ikan. Venasi atau tulang daun menjala, tulang rusuk tengah terangkat di kedua permukaan daun, hijau muda. Vena lain agak redup atau tidak jelas. Daun fertil tidak ditemukan.
  • Sori kecil dan bulat, berjumlah banyak, tersebar tidak beraturan pada permukaan bawah pelepah, berukuran panjang 0,2 cm. Spora monolet, bilateral, hialin atau kekuningan, exine mulus.

Budidaya

  • Perbanyakan tanaman melalui spora, stek rimpang, dan pemecahan atau pembagian anakan.
  • Stek rimpang sebaiknya ditanam tidak lebih dalam dari 5 cm.
  • Spora ditaburkan pada media yang disterilkan dan disimpan dalam kelembapan relatif yang sangat tinggi. Sporofit ditransplantasikan dalam kelompok ketika tingginya sekitar 1 cm dan ditransplantasikan lagi secara individual ketika tingginya lebih dari 3 cm. Di Filipina, spora M. punctatum berkecambah sekitar 6-7 minggu setelah tanam dan pembentukan sporofit dimulai setelah 7 minggu.

Kandungan Bahan Kimia

Alkaloid, flavonoid, terpen, fenol, polifenol, sterol, antrakuinon, fenolat, saponin, terpenoid, asam format dan asam oksalat.

Khasiat

Mengobati batuk, menyembuhkan luka, menurunkan demam, bersifat sebagai pencahar dan diuretik. Memiliki aktivitas sebagai antimikroba, dan antiinflamasi.

Bagian Tanaman Yang Dimanfaatkan

Ramuan Tradisional

1. Batuk

  • Ambil daun segar pakis ekor ikan cuci hingga bersih.
  • Rebus daun hingga mendidih.
  • Biarkan hangat/dingin.
  • Saring lalu minum.

2. Sebagai pencahar

  • Siapkan daun segar pakis ekor ikan cuci hingga bersih.
  • Blender hingga halus dan menjadi jus.
  • Saring lalu minum.

Sumber Referensi

  1. Royal Botanic Gardens, Kew. Plants of the World Online. Microsorum punctatum (L.) Copel. https://powo.science.kew.org/taxon/urn:lsid:ipni.org:names:17341250-1. 07-09-2022.
  2. Stuartxchange. 2020. Philippine Medicinal Plants. Climbing bird's nest fern. http://www.stuartxchange.org/ClimbingBirdNestFern. 07-09-2022.
  3. Flora Fauna Web. 2021. Microsorum punctatum (L.) Copel. https://www.nparks.gov.sg/florafaunaweb/flora/5/9/5933. 07-09-2022.
  4. Tropical Plants Database, Ken Fern. 2022. Microsorum punctatum. http://tropical.theferns.info/viewtropical.php?id=Microsorum%20punctatum. 07-09-2022.
  5. Plant Resources of South-East Asia. 2016. Microsorum (PROSEA). https://uses.plantnet-project.org/en/Microsorum_(PROSEA). 07-09-2022.