Totongoan

Debregeasia longifolia (Burm.f.) Wedd.

Urticaceae

Lokasi di taman kami

Utama

Sinonim

Trema lancifolium Ridl.

Debregeasia angustifolia C.B.Rob.

Leucocnide affinis Miq.

Habitus

Semak. Perdu atau pohon kecil, tahunan, tumbuh tinggi sekitar 1,5-7 m

Bagian Yang Digunakan

  • Daun
  • Buah
  • Akar

Syarat Tumbuh

  • Suhu Rendah

Habitat

  • Pinggiran Sungai
  • Hutan

Penyebaran Tanaman

Totongoan atau Debregeasia longifolia memiliki sebaran yang sangat luas. Sebarannya meliputi Asia Timur (China), anak benua India, Myanmar, Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam, Malaysia, Indonesia, Filipina. Spesies ini diambil dari alam, terutama dimanfaatkan sebagai sumber serat berkualitas tinggi yang diperoleh dari kulit kayu, tetapi juga sebagai bahan makanan, minuman (wine), tanaman obat, tanaman penghijauan, dan tanaman ritual (India). Di India, Pakistan, bahkan Indonesia, serat kulit kayu digunakan untuk membuat tali dan tali pancing. Sebagai bahan makanan, daun Debregeasia longifolia telah digunakan masyarakat Batak Karo (Indonesia) dan Suku Garo (India) sebagai sayuran dalam masakan tradisionalnya, serta buahnya dapat dimakan langsung. Di Thailand, Debregeasia longifolia ditanam sebagai spesies pionir dalam proyek reboisasi untuk memulihkan hutan asli. Spesies ini juga telah diklasifikasikan sebagai 'Least Concern' dalam Daftar Merah Spesies Terancam IUCN (2019). Selain itu, spesies ini juga diyakini memiliki manfaat baik bagi kesehatan, dan telah digunakan sebagai obat herbal tradisional di China.

Nama Lokal

Mencokan, Tongo (Jawa), Ki tongo (Sunda), lang-alang (Madura), Cepira (Karo).

Agroekologi

Totongoan biasanya ditemukan tumbuh di lokasi yang teduh, lembap, terutama di hutan, tepi sungai, perkebunan teh, dan di sisi pegunungan yang berair, pada ketinggian 200-2.500 m dpl. Di Himalaya, spesies ini terutama ditemukan di lahan budidaya tua, pada ketinggian hingga 2.100 m dpl. Totongoan atau Debregeasia longifolia merupakan tumbuhan di daerah tropis dan subtropis yang dapat mentolerir suhu terendah sesekali hingga sekitar -5 °C. Pertumbuhan spesies ini lebih menyukai tanah lempung subur yang berdrainase baik pada tempat teduh dan memiliki kemampuan tumbuh di air asam.

Morfologi

  • Batang ramping, kadang-kadang zigzag dari simpul ke simpul. Kulit batang berwarna abu-abu, halus. Cabang-cabangnya bulat, ramping, cokelat kemerahan atau keunguan, berbulu abu-abu.
  • Daun berselang-seling (alternate), spiral, bilah daun tipis, berbentuk lonjong sempit atau lanset hingga bulat telur atau elips lebar, sering sedikit asimetris, pangkal daun meruncing hingga bulat sempit, tepi daun bergerigi (serrate), ujung daun runcing (acute) atau meruncing (acuminate), dengan 3 vena dan (4-)5-6(-9) pasang vena lateral. Permukaan daun bagian atas kasar, berbulu, dan berwarna hijau, sedangkan permukaan bagian bawah berwarna abu-abu kehijauan, berbulu tipis atau tomentose abu-abu-putih. Stipula berbentuk lanset, bifid, panjang 1 cm, menyatu, rontok dan meninggalkan bekas luka. Tangkai daun berbulu abu-abu.
  • Bunga seperti kenop. Bongkol bunga membulat, kecil, dalam fase berbunga berwarna merah cerah. Tangkai bunga berbulu seperti beludru. Perbungaan muncul di ketiak, bercabang, dengan bunga bergerombol padat, biasanya berkelamin tunggal (unisexual), jarang tersusun dengan tandan jantan di ketiak bawah dan tandan betina menuju puncak dan yang menengah di antaranya. Tandan bunga jantan berdiameter 3-5 mm, tandan bunga betina berdiameter 1,5-2,5 mm. Bunga jantan dengan 4-5 bagian perianth, tepal lonjong sedangkan bunga betina dengan perianth bercabang 4 atau berlobus, stigma linier.
  • Buah berbentuk bulat telur miring atau bulat telur, achene sedikit tertekan ke samping, kaya akan serat. Buah matang berwarna merah, rasanya asam.
  • Biji polong berwarna oranye-kuning saat matang.

Budidaya

  • Perbanyakan tanaman melalui biji (generatif) dan stek batang.
  • Perbanyakan melalui biji dilakukan dengan melakukan penyemaian terlebih dahulu. Perkecambahan biasanya terjadi dalam waktu 1-2 bulan pada suhu 20 °C.

Kandungan Bahan Kimia

Flavonoid (epicatechin, quercetin 3-O-#beta#-D-galactopyranoside, kaempferol 3-O-#beta#-D-galactopyranoside, quercetin 7-O-#beta#-D-glucopyranoside, apigenin 7-O-#beta#-D-glucopyranoside), senyawa fenolik.

Khasiat

Mengobati kudis, gata-gatal pada kulit, rematik, radang sendi, gangguan pencernaan, antidiabetes, mengatasi sengatan matahari pada kulit, bersifat sudorifik (memperbanyak keringat). Memiliki aktivitas sebagai antioksidan.

Bagian Tanaman Yang Dimanfaatkan

Ramuan Tradisional

1. Mengobati radang sendi

  • Ambil daun totongoan segar secukupnya cuci hingga bersih.
  • Haluskan hingga menjadi pasta.
  • Oles pasta daun pada radang sendi.

2. Kudis kulit

  • Siapkan daun totongoan segar secukupnya cuci hingga bersih.
  • Haluskan hingga menjadi pasta.
  • Oles pasta daun pada kudis.

Sumber Referensi

  1. Royal Botanic Gardens. Plants of the World Online: Debregeasia longifolia (Burm.f.) Wedd.. https://powo.science.kew.org/taxon/urn:lsid:ipni.org:names:851412-1. 30-05-2022.
  2. Plant Resources of South-East Asia. 2016. Debregeasia longifolia (PROSEA). https://uses.plantnet-project.org/en/Debregeasia_longifolia_(PROSEA). 30-05-2022.
  3. Tropical Plants Database, Ken Fern. 2021. Debregeasia longifolia. http://tropical.theferns.info/viewtropical.php?id=Debregeasia+longifolia. 30-05-2022.
  4. Qin Bo, Wang Hanqing, Zhu Dayuan. 2003. Investigation on the chemical constituents of Debregeasia longifolia. Natural Product Research and Development, 15(1):21-23. https://europepmc.org/article/cba/361087. 30-05-2022.
  5. Purba E. P., Silalahi M. 2021. Edible plants of the Batak Karo of Merdeka District, North Sumatra, Indonesia. Ethnobotany Research & Applications 22:01.
  6. Flowers of India. Orange Wild Rhea. https://www.flowersofindia.net/catalog/slides/Orange%20Wild%20Rhea.html. 30-05-2022.