Mitsuba

Cryptotaenia japonica Hassk.

Apiaceae

Lokasi di taman kami

Utama

Sinonim

Cryptotaenia canadensis f. atropurpurea (Makino) Yonek.

Cryptotaenia canadensis f. warabiana (Makino) Yonek.

Deringa dissecta (Y.Yabe) Koso-Pol.

Habitus

Herba. Herba tahunan, tumbuh tinggi hingga 100 cm

Bagian Yang Digunakan

  • Akar
  • Seluruh Bagian Tanaman

Syarat Tumbuh

  • Butuh Keteduhan

Habitat

  • Hutan
  • Pegunungan

Penyebaran Tanaman

Cryptotaenia japonica atau Mitsuba merupakan spesies asli Asia Timur (China, Korea, dan Jepang). Catatan menuliskan bahwa budidaya Mitsuba di Jepang sejak abad ke tujuh belas, tetapi masih sering dipanen dari keadaan liarnya. Spesies ini kemudian menyebar dari Asia ke sebagian besar dunia, karena mudahnya perbanyakan spesies tersebut. Mitsuba merupakan tanaman yang dikenal di dunia kuliner sebagai salah satu sayuran sehat tradisional Jepang, juga umum digunakan dan sangat dihormati di banyak bagian China, Korea dan Taiwan. Masyarakat Jepang percaya bahwa aroma Mitsuba dapat merangsang nafsu makan, sehingga sejak zaman kuno, daun dan batangnya banyak digunakan di berbagai menu masakan Jepang. Bijinya juga dapat digunakan sebagai bumbu dalam pembuatan kue, biskuit, roti atau hidangan makanan lainnya. Mitsuba adalah sayuran yang aman dikonsumsi, dalam batas wajar dan merupakan sumber protein dan vitamin K yang baik, mengandung berbagai macam vitamin dan mineral yang sangat bermanfaat untuk metabolisme tubuh, serta rendah lemak jenuh dan sangat rendah kolesterol. Selain sebagai sayuran dan penyedap, mitsuba memiliki tradisi panjang dalam penggunaannya sebagai obat tradisional di China, Jepang, Korea, dan Taiwan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Cryptotaenia japonica merupakan sumber antioksidan alami, antibakteri dan konstituen antiinflamasi yang menjanjikan untuk aplikasi dalam industri makanan dan farmasi.

Nama Lokal

Peterseli jepang, Peterseli liar.

Agroekologi

Mitsuba biasanya ditemukan tumbuh di hutan di perbukitan dan pegunungan, dengan kemiringan 30-45 °, pada ketinggian sekitar 200–2.400 m dpl. Berhasil tumbuh di sebagian besar tanah, termasuk pada tanah berbatu dan lempung-lempung dan menyukai tanah kompos yang kaya hara dan lembap. Spesies ini juga menyukai posisi yang teduh serta lembap di bawah pohon. Daunnya cenderung menguning saat tanaman ditanam di bawah sinar matahari penuh. Di semua wilayah Inggris, spesies ini tidak tahan pada musim dingin, meskipun tanaman dapat mentolerir periode pendek pada suhu hingga -10 °C.

Morfologi

  • Akar cukup tebal, kuat dan panjang, bertumbuk di pangkal.
  • Batang panjang, terete lurik, berwarna hijau.
  • Daun tiga helai terpisah, helai daun berbentuk belah ketupat, selebaran lateral miring memanjang-bulat telur hingga bulat telur, dasar daun runcing (cuneate), ujung dau meruncing (acuminate), pinggir daun tampak bergerigi tidak beraturan, berwarna hijau, venasi menyirip, dengan 4-6 vena sekunder secara dikotomis bercabang di puncak. Bracts tidak ada atau 1, linier. Memiliki aroma yang khas dan kuat, sekilas mirip dengan daun parsley.
  • Bunga berwarna putih, kecil serta berkelompok. Sepal (helai kelopak bunga) berjumlah 5, panjangnya hingga 1 mm, berbentuk segitiga. Petal (helai mahkota bunga) berjumlah 5, panjang hingga 1,5 mm, elips, berwarna putih, bunga mekar sepenuhnya. Benang sari berjumlah 5, dimasukkan, bakal buah (ovarium) 2-karpela, silindris. Tangkai putik (styles) panjang dan tegak. Perbungaan terminal, berupa cymose (payung tambahan). Ray dalam perbungaan berseling (alternate).
  • Buah kapsul lonjong dengan lima rusuk memanjang, berwarna hijau.
  • Biji berjumlah sekitar 120-180 biji per tanaman, berwarna cokelat tua.

Budidaya

  • Perbanyakan tanaman melalui biji dan pembagian rumpun. Suhu ideal untuk disemai adalah sekitar 25 °C.
  • Penyerbukan kadang dibantu oleh serangga.

Kandungan Bahan Kimia

Senyawa fenolik (luteolin, apigenin dan asam p-coumaric adalah senyawa utamanya), senyawa falcarinol dan falcarindiol, liquiritin, asam α-hidroksi, asam salisilat, asam linoleat, asam retital, cryptotaenen, kiganen, kiganol, asam petroselic, asam vanilat, asam klorogenat, asam pentadecanoic, 3-O-feruloylquinic acid, kaempferol-7-O-β-d-glucuronide (K7G), acacetin-7-O-β-d-glucuronide, apigetrin, acacetin, diosmetin, naringenin, wogoniside, isomesityl oxide, mesityl oxide, methyl isobutyl ketone, genistein, tilianin, phytol, beta-sitosterol. Juga mengandung minyak atsiri yang didominasi oleh beberapa konstituen seskuiterpene, termasuk cuparene, alpha- dan beta-selineine, germacrene D, trans-farnesene, beta-elemene dan eremophilene, juga mengandung monoterpen (beta-myrcene, beta-pinene, a-pinene, camphene, p-pinene, sabinene, myrcene, dan limonene).

Khasiat

Membantu menurunkan kolesterol, mencerahkan warna kulit, mencegah dan mengatasi peradangan, membantu menghambat pertumbuhan kanker, menangkal radikal bebas, mengatasi pendarahan, tonik untuk memperkuat tubuh dan membuang racun, menghilangkan pembengkakan dan membantu menghilangkan dahak, obat untuk penyakit ginjal dan saluran kemih (batu dan radang), membantu mengatasi masuk angin, demam, pilek, batuk, diare, meningitis, rematik, nyeri haid, sakit gigi karena masuk angin, herpes zoster, kulit gatal, luka, cedera trauma, dan juga digunakan sebagai afrodisiak wanita. Memiliki aktivitas sebagai antioksidan, antiinflamasi, antibakteri, dan antiobesitas.

Simplisia

  • Siapkan akar mitsuba, cuci bersih dengan air mengalir.
  • Keringkan di bawah sinar matahari atau dengan oven suhu 40 °C hingga kadar air 10%.
  • Haluskan menggunakan blender hingga menjadi bubuk.
  • Simpan pada wadah bersih dan kedap udara.

Bagian Tanaman Yang Dimanfaatkan

Ramuan Tradisional

1. Gatal

  • Ambil seluruh bagian tanaman mitsuba selain akar cuci hingga bersih.
  • Haluskan hingga menjadi pasta.
  • Oles pasta pada kulit yang gatal.

2. Luka

  • Siapkan seluruh bagian tanaman mitsuba selain akar cuci hingga bersih.
  • Haluskan hingga menjadi pasta.
  • Oles pasta pada luka.

Sumber Referensi

  1. Royal Botanic Gardens. Plants of the World Online. Cryptotaenia japonica Hassk. https://powo.science.kew.org/taxon/urn:lsid:ipni.org:names:840846-1. 16-04-2022.
  2. Temperate Plants Database, Ken Fern. 2021. Cryptotaenia japonica. http://temperate.theferns.info/plant/Cryptotaenia+japonica. 16-04-2022.
  3. Herbs from Distant Lands. 2020. Cryptotaenia japonica - Mitsuba, Japanese Parsley. http://herbsfromdistantlands.blogspot.com/2020/04/cryptotaenia-japonica-mitsuba-japanese.html?m=1. 16-04-2022.
  4. IDN Medis. 2022. Daun Mitsuba: Manfaat – Efek Samping dan Tips Konsumsi. https://idnmedis.com/daun-mitsuba#. 16-04-2022.
  5. Zuh-Kyung Seong, Sung-Yoon Lee, Amrit Poudel, Sei Ryang Oh, Hyeong-Kyu Lee. 2016. Constituents of Cryptotaenia japonica Inhibit Melanogenesis via CREB- and MAPK-Associated Signaling Pathways in Murine B16 Melanoma Cells. Molecules, 21(10): 1296. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6273111/. 16-04-2022.
  6. Andrés Fonseca-Cortés, Jairo A. Peña-Torres. 2021. FIRST RECORD OF THE GENUS CRYPTOTAENIA (APIACEAE, OENANTHEAE) IN COLOMBIA. DARWINIANA, nueva serie 9(1): 63-71. DOI: 10.14522/darwiniana.2021.91.942.